Para Pedagang Pasar Cihaurgeulis Resah Menanti Gedung Baru yang Masih Belum Rampung Bertahun-tahun

JABAR EKSPRES – RESAH. Perasaan itu tengah menyelimuti salah satu pedagang di Pasar Cihaurgeulis, yakni Euis Handayani (50). Menurutnya, ketidakpastian kapan para pedagang mulai bisa menempati gedung baru hasil revitalisasi pasar itu, justru hanya memunculkan keresahan.

Euis masih mengingat betapa takut dirinya saat berjualan di lantai dua Pasar Cihaurgeulis. Beberapa waktu lalu, lantai dari bangunan tempat dia membuka toko kelontong dalam keadaan berlubang.

Bukan hanya di dalam area toko, keroposnya lantai pun terjadi di sejumlah titik lantai dua pasar. Seperti misalnya kondisi lantai yang sudah tampak keropos dan agak berlubang di sekitar tangga menuju lantai tersebut.

“Ya akhirnya, kami juga yang memperbaiki. Berbahaya itu kan. Orang-orang pada lewat dan membahayakan,” cerita Euis kepada Jabar Ekspres di depan toko kelontong miliknya, Rabu (19/6).

BACA JUGA:Sejumlah Hewan Kurban di Cimahi Teridentifikasi Sakit, Berikut Penjelasan Dispangtan

Menurutnya, hal itu membuat para pedagang khawatir dengan kenyataan perihal kondisi infrastruktur yang mulai rusak. Sementara gedung baru Pasar Cihaurgeulis yang dijanjikan sejak tahun 2019 hingga saat ini belum rampung, membuat mereka pasrah.

“Enggak tenang. Ini kondisinya juga udah banyak yang rapuh. Kami beberapa kali udah berapa kali manggil tukang las. Habis Rp250 ribu. Bareng-bareng udunan. Bolong dan karat di lantai itu udah parah,” keluh pedagang yang sudah berjualan dari tahun 1999 itu.

Dia menambahkan, secercah harapan lantas muncul dan mereka titip kepada pemerintah baru. “Sudah lima tahun belum juga keliatan hasilnya. Kami hanya bisa menanti pemerintah baru memperlihatkan geliatnya,” tambahnya.

Gedung baru yang diperuntukkan bagi para pedagang di Pasar Cihaurgeulis belum juga beres. Kurang lebih molor hampir tujuh tahun. Padahal sejak tahun 2017, janji Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan pembangunan tersebut rampung selama delapan bulan dan segera diisi pedagang.

BACA JUGA:Tarkam, Budaya Lokal yang Dinilai Bakal Hilang Imbas Raperda Keolahragaan

“Boro-boro 100 persen (beres) . Pas kita ke sana juga, lantai udah pecah-pecah. Sudah belah. Kalau disuruh ke sana, lalu bicara harga (sewa), ya, kami mah mau lihat dulu kondisi bangunan. Percuma, jadi sok aja benerin juga tempatnya,” ujar Euis.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan