Relaksasi HET Terbaru, Harga Beras di Pasar Kota Bandung Mulai Merangkak Naik

JABAR EKSPRES – Relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang diberlakukan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) berimbas pada kenaikan harga yang masif terjadi di Pasar Kota Bandung.

Untuk beras medium, dari yang sebelumnya Rp 10.900 perkilo, kini berubah menjadi Rp 12.500. Untuk premium, nilainya saat ini di angka Rp 14.900 per kilo. Nominal tersebut berdasarkan pemetaan wilayah yakni Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan.

Perubahan HET tersebut tentunya berimbas pada pergeseran harga yang terjadi secara fluktuatif. Pedagang beras di Pasar Kiaracondong, Andi Rohiyatul menyebut, kenaikan beras terus mengalami perubahan dampak regulasi tersebut.

BACA JUGA: Jelang Idul Adha, DKPP Jabar Terus Pastikan Kesehatan Hewan Kurban

“Untuk beras medium Rp 14.000 sekarang, kalau premium paling murah Rp 17.000 perkilo. Bahkan ada yang hampir sama harganya dan beda sedikit banget antara beras premium dan medium,” ujar Andi kepada Jabar Ekspres, Selasa (11/6).

Hal yang sama pun terjadi di Pasar Induk Gedebage. Menurut salah satu pedagang beras, Amiatul, kenaikan tak hanya diakibatkan oleh regulasi soal standar ketetapan HET, pasokan terbatas turut andil dalam perubahan harga tersebut.

“Sama juga harganya (dengan Kiaracondong). Cuman kalau disini (Pasar Induk) pasokannya mulai berkurang, hampir semua pedagang. Jadi mungkin gara-gara itu juga naiknya,” katanya.
Pemerintah Pusat mengklaim relaksasi naiknya HET pada komoditi beras guna menaikan taraf ekonomi para petani. Regulasi ini terhitung dilaksanakan pada 1 Juni 2024 lalu.

BACA JUGA: Dugaan Aksi Bullying di Bandung Barat hingga Meninggal, Pihak Sekolah Mengaku Belum Pernah Mendapat Laporan

Menanggapi ini, salah satu pembeli, Cicih Yuningsih menyebut tak mempermasalah soal kenaikan harga beras yang terjadi. Namun dirinya meminta agar pemerintah bisa memberikan win-win solution bagi para petani, dan bagi masyarakat dengan kelas ekonomi menengah kebawah.

Pasalnya, tak hanya petani yang membutuhkan perhatian khusus. Masyarakat menengah kebawah pun perlu diberikan pilihan lain, terlebih beras merupakan kebutuhan pokok.

“Gak masalah sih kalau memang tujuannya seperti itu, selagi masih mampu membeli gak apa-apa. Cuman paling sekarang harus pintar-pintar gimana caranya agar kebutuhan masak bisa kebeli semua,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan