BACA JUGA:Jabar Lawan Zionis, Gerakan Aksi Massa Bela Palestina di Bandung
Rektor UNNES tersebut juga menegaskan bahwa, peraihan Upakarti Reksa Mrga-taru ini merupakan bentuk penghormatan. Atas upaya Jansen dalam konservasi flora dan fauna, yang memberikan dampak signifikan di Indonesia.
Sementara dalam orasi ilmiahnya bertema ‘Aksi Konservasi untuk Indonesia’, Jansen Manansang memaparkan sejarah berdirinya Taman Safari Indonesia. Hingga menjadi lembaga konservasi exitu. Selain itu, Jansen juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga dan melestarikan satwa-satwa yang dilindungi.
“Kita juga sudah lakukan kerja sama dengan seluruh pihak, mulai dari akademisi, praktisi, pegiat satwa hingga zoo dari berbagai negara. Dan yang terbaru, kita juga garap Solo Safari yang lokasinya berada di Jawa Tengah,” ungkap Jansen.
Jansen dalam orasi ilmiahnya juga menekankan, pentingnya penyelamatan satwa-satwa yang dilindungi melalui beberapa program penting seperti insitu, exsitu hingga biogenetic melalui bank sperma. Komisaris Utama Taman Safari Indonesia ini juga bercerita tentang jerih payah mendirikan Rumah Sakit dan Klinik Medis untuk Gajah di Way Kambas, Lampung.
BACA JUGA:Antisipasi Sistem Pendaftaran PPDB Tahap 2 Down, Disdik Jabar Siapkan Tim IT 24 Jam
“Kita juga konsern menangani satwa-satwa yang berkonflik dengan masyarakat di Indonesia. Ini merupakan tugas khusus dari Bapak Presiden yang terus kita jalankan sampai saat ini. Satwa-satwa eks konflik ini tidak untuk ditembak, tetapi harus diselamatkan,” terangnya.
Selain Jansen Manansang, UNNES juga memberikan penghargaan konservasi kepada Victor Rachmat Hartono dari Djarum Foundation. Anugerah Upakarti Reksa Mandala Bhuwana diberikan kepada Victor Rachmat Hartono. Sejak tahun 1979, Victor Rachmat Hartono bersama Djarum Foundation telah menjadi tokoh berpengaruh dalam gerakan penghijauan di seluruh Indonesia.
Melalui program Djarum Trees For Life, Djarum Foundation telah menanam lebih dari 3 juta pohon di berbagai daerah di Indonesia. Inisiatif ini dilanjutkan dengan penanaman pohon trembesi di sepanjang jalur transportasi pantai utara Pulau Jawa hingga Pulau Lombok dan Tol Trans Sumatera dengan total sepanjang 3.361 kilometer.
Melalui aksi ini, tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan keteduhan jalan raya, tetapi juga mengoptimalkan penyerapan karbon dioksida, menjaga struktur tanah, dan menyerap air hujan. Victor juga menjadikan inisiatif penanaman pohon ini menjadi kegiatan kolektif dengan melibatkan berbagai komunitas, universitas, dan masyarakat luas.