JABAR EKSPRES – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK/SLB di Jawa Barat tahun 2024 mengalami kendala akibat sulitnya akses ke website Sapawarga. Kendala ini menyebabkan kesulitan bagi orang tua calon siswa dalam melakukan pendaftaran secara online.
Kesulitan menentukan titik koordinat pada website pendaftaran sekolah membuat para orang tua resah. Akibatnya, banyak orang tua yang memilih datang langsung ke sekolah untuk memastikan anak mereka terdaftar dengan benar.
Sejak dibukanya PPDB online pada 3 Juni lalu, situs Sapawarga mengalami gangguan jaringan yang mengakibatkan para pendaftar kesulitan mengakses data mereka.
Seperti yang dialami oleh Rinrin (43), salah satu orang tua calon siswa baru di SMKN 3 Cimahi mengungkapkan kekhawatirannya ketika mengalami kesulitan dalam menentukan titik koordinat jarak antara rumah dan sekolah.
“Ada kendala dari titik koordinatnya jadi saya menghubungi pihak sekolah lalu di suruh ke sekolah,” ucapnya saat ditemui Jabar Ekspress di ruang pendaftaran dan informasi PPDB SMKN 3 Cimahi, Rabu (5/6).
BACA JUGA: 7 Manfaat Ajaib Kacang Lima untuk Kesehatan yang Wajib Kamu Tahu!
Ia mengaku, sejak hari pertama pendaftaran, situs web Sapawarga mengalami gangguan. Akibatnya, sejumlah orang tua, termasuk Rinrin, memilih datang langsung ke sekolah untuk memastikan anak-anak mereka dapat mendaftar dengan lancar.
“Websitenya emang eror dari hari pertama dan kedua pendaftaran. Kita sendiri ada kekhawatiran takut (anak) tidak terdaftar maka datang langsung ke sekolah saja,” tuturnya.
Rinrin menyatakan bahwa pendaftaran online saat ini membingungkan. Menurutnya, para orang tua sering merasa khawatir anak mereka tidak terdaftar, sedangkan jika mendaftar langsung ke sekolah, mereka bisa memastikan proses pendaftaran tersebut berjalan dengan lancar.
“Pendaftaran online sedikit ribet sih, tapi kalau untuk anak zaman sekarang ya mudah karena bisa bikin di rumah,” bebernya.
Rinrin menyatakan kebingungannya saat mengakses website Sapawarga karena menemukan ketidaksesuaian antara titik koordinat rumah dan sekolahnya yang menjadi terlalu jauh.
BACA JUGA: Langgar UU Imigrasi, 4 Warga Aceh Didakwa Akibat Selundupkan 72 Orang Rohingya
“Saya rumah di Sindangsari, Cigugur Tengah. Waktu buka webnya memang titik koordinatnya menjadi jauh. Saya khawatir takut kenapa-kenapa jadi datang ke sekolah saja,” terangnya.