JABAR EKSPRES – Urusan yang paling utama bagi semua Mu’min adalah urusan Palestina, khususnya saat ini yaitu pembebasan Masjid Al Aqsho yang sedang berada didalam kungkungan Zionis Israel dengan segala kekejiannya terhadap para pembela Al Aqsho yang berada di Palestina khususnya di Ghozzah atau Ghaza.
Artinya setiap apapun yang diperintahkan untuk dilakukan oleh Kaum Muslimin pasti ada kaitannya dengan Masjid Al Aqsho baik secara langsung maupun tidak langsung atau tersirat.
Tidak ada satupun perintah yang dilakukan oleh setiap Mu’min kecuali akan dinilai sebagai ibadah, maka artinya dalam setiap ibadah pasti ada kaitannya dengan Masjid Al Aqsho baik secara langsung maupun tidak langsung atau tersirat.
Termasuk Ibadah HAJI,ke Baitulloh Ka’bah di Masjidil Harom Kota Mekkah Al Mukarromah.
Baca juga : Waduh.. Daftar Tunggu Haji di Kota Banjar Sampai 10 Tahun
Ibadah secara lebih spesifik akan terbagi lagi berdasarkan potensi diri, waktu dan keadaan serta tempat.
Berdasarkan potensi diri, ibadah sekurang-kurangnya terbagi menjadi : ibadah qolbiyyah ( hati/ ruh ), ibadah lisaniyyah ( lisan/ bicara/ ungkapan ), ibadah jasadiyyah ( gerak seluruh anggota badan ), dan ibadah maaliyyah ( harta/ materi ).
Ada juga yang berkaitan dengan waktu dan keadaan serta tempat yaitu terkait dengan perintah kapan dan dimana ibadah itu dilakukan sesuai dengan ketentuan syari’at.
Ibadah HAJI, adalah ibadah yang paling lengkap karena semua bentuk pembagian ibadah seperti yang disebutkan diatas ada pada pelaksanaan ibadah HAJI.
Ada beberapa hal tentang ibadah HAJI yang harus diperhatikan oleh setiap Mu’min, yaitu sekurang-kurangnya :
1. HAJI
HArus Jadi Impian bagi setiap yang mengaku Muslim, karena ini adalah bukti diri sebagai Muslim dan bukti ingin diakui sebagai Ummat Rosuululloh Muhammad SAW yang termasuk pantas menerima syafa’at beliau kelak di akhirat.
Hal ini ditegaskan didalam sebuah hadits,
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Umar bin Khoththob RA. berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rosuululoh SAW. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”