MUI Adakan Ijtima Ulama VIII, Fokus pada Masalah Kebangsaan

JABAR EKSPRES – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII untuk berdialog terkait persoalan kebangsaan.

“Banyak masalah strategis kebangsaan dibahas dalam forum ini, seperti fikih hubungan antarbangsa untuk menyikapi keadilan antaranggota PBB, posisi berbagai perjanjian internasional serta masalah Palestina,” kata Ketua Panitia Pengarah Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII Asrorun Niam Sholeh dalam keterangan di Jakarta, Senin (27/5).

Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Center Kecamatan Sungai Liat, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung pada 28-31 Mei 2024.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini membahas tiga tema besar, yakni masalah strategis kebangsaan (masail asasiyah wathaniyah), masalah fikih kontemporer (masail waqi’iyah mu’ashirah), serta masalah hukum dan perundang-undangan (masail qanuniyyah).

Selain itu, Ijtima juga membahas sikap yang harus diambil oleh seorang Muslim dan warga negara terhadap saudara-saudara yang berbeda negara dan sedang mengalami krisis kemanusiaan.

Baca juga: Terkait Kasus Penganiayaan, MUI Kabupaten Bogor Minta Ponpes Modern Sahid Tanggung Jawab Lahir Batin

“Penanganan pengungsian seperti Rohingya dan sejenisnya, tidak bisa hanya didekati dengan pendekatan legal formal semata. Tetapi, perlu didekati dengan pendekatan ukhuwwah insaniyah, persaudaraan kemanusiaan. Bagaimana etos keagamaan dapat menjadi solusi masalah kemanusiaan global,” kata Asrorun Niam Sholeh yang juga Ketua MUI Bidang Fatwa ini.

Ijtima juga akan menyoroti soal perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia.

“Dukungan terhadap usaha mewujudkan kemerdekaan setiap bangsa dan keberpihakan dalam memerangi penjajahan, termasuk kasus yang terjadi di Palestina yang sedang mengalami penjajahan,” katanya.

Dalam tema “Masail asasiyah wathaniyah”, kegiatan ini juga akan membahas mengenai fikih antarumat beragama.

Hal ini bertujuan untuk mengimplementasikan makna kerukunan, namun tetap dalam koridor tuntunan agama.

“Bagaimana implementasi toleransi hakiki dalam kehidupan sosial kemasyarakatan kita. Bagaimana soal salam lintas agama, ucapan hari raya dan sejenisnya yang sering jadi polemik di masyarakat,” kata Asrorun Niam Sholeh yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Ijtima juga akan membahas isu optimalisasi dan implementasi jaminan produk halal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan