JABAR EKSPRES – Dzikir penghapus dosa tentu banyak orang yang ingin mengetahuinya, karena hanya dengan merutinkan membaca dzikir ini maka Allah akan hapuskan dosa-dosa kita.
Cara ini merupakan cara termudah untuk menghapuskan dosa manusia selama di dunia, dibandingkan menggugurkan dosa dengan cara harus mengalami sakit terlebih dahulu.
Membaca dzikir yang bisa hapuskan dosa ini juga merupakan amalan yang sangat ringan, namun berpahala sangat besar, bukan hanya bisa menghapuskan dosa, bahkan bisa mendatangkan banyak keutamaan.
Baca juga : Bacaan Dzikir Petang Lengkap, Sesuai Urutannya yang Benar
Berikut bacaan dzikir yang apabila kita ucapkan maka Allah ﷻ akan menghapus kesalahan atau dosa-dosa kita.
🔸Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barang siapa yang mengucapkan: Subhanallahi Wa bihamdihi (Maha Suci Allah dengan memuji-Nya) seratus kali dalam sehari, maka kesalahan (dosanya) akan dihapuskan, walaupun sebanyak buih lautan.” (Muttafaq ‘alaih)
Walaupun dosa-dosa itu diibaratkan sebanyak buih-buih yg ada di permukaan laut, maka Allah Yang Maha Pengampun akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya apabila ia ikhlas dan istiqomah membaca dzikir di atas.
Inilah salah satu tanda bukti nyata kasih sayang Allah Subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya.
Lalu bagaimana cara membacanya apakah kalimat dzikir tersebut harus dibaca satu kali dalam satu waktu yang jumlahnya 100 x ?
Menurut sebagian ulama, zikir tersebut tidak mesti juga dibaca harus 100 x dalam hitungan satu waktu. Namun, menurut pendapat terkuat bahwa 100 kali adalah akumulasi bacaan dalam sehari. Bisa jadi pagi 30 kali, siang 30 kali dan malam 40 kali.
Baca juga : Doa dan Dzikir Sebelum Tidur Sesuai Sunnah, Agar Mendapat Ketenangan dan Selalu Dilindungi
Dan satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap muslim, bahwa dengan membaca dzikir diatas bukan berarti kemudian kita seenaknya melakukan dosa. Ini jelas pemahaman yang salah.
Seorang ulama bernama, Al-Munawi rahimahullah berkata, “Orang yang mengandalkan terus dzikir ini akan tetapi ia terus bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah dan kehormatannya, Janganlah ia menyangka akan disamakan dengan orang yang dibersihkan dan disucikan, jangan menyangka ucapannya akan mendapat pahala dengan lisannya, padahal tidak ada ketakwaan (rasa takut) dan amal shalih pada dirinya.” (Faidhul Qadir 6/190)