BANDUNG – Aksi perpeloncoan atau bullying yang tidak jarang terjadi menimpa siswa sekolah, saat ini menjadi sorotan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Terlebih hal ini digalakkan lantaran menjelang momen penerimaan siswa sekolah baru.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati menyebutkan, upaya pencegahan tersebut sudah dilakukan terhadap sebanyak 30 sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Bandung. Namun sejauh ini baru berjalan pada empat kelas.
“Nanti berjalan 26 kelas lagi termasuk nanti ada 2 pesantren. (Nanti) sekolah ada layanan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ungkap Uum kepada wartawan, belum lama ini.
BACA JUGA:KPU KBB Beberkan Besaran Gaji PPS Pilkada 2024, Segini Jumlahnya!
Selanjutnya, Uum menambahkan bahwa dalam program ini nantinya diisi dengan materi terkait bullying, pencegahan bullying, dan materi lainnya yang berkatan.
“Nah, materi di dalamnya itu salah satunya ada terkait dengan bullying, pencegahan bullying dan sebagainya. Kami sudah buka (program) kemarin,” imbuhnya.
Dia memastikan, program tersebut akan dimulai dari bulan ini. Kemudian, pihaknya menargetkan penyelesaian program anti bullying ini rampung dan dapat menjangkau seluruh sekolah di Kota Bandung.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Puncaki Survei Internal Pertama Golkar, Didorong Tetap Maju Pilkada Jabar
“Nantinya menurunkan tim ke sekolah-sekolah. Satu kelas itu 50 orang. Itu terdiri dari pengurus OSIS, perwakilan dari anak-anak sekolah, anak didik. Termasuk di dalamnya adalah guru BK dan komunitas di Satuan Pendidikan dan anggota TPPK,” ungkap Uum.
Dia menjelaskan, sementara untuk saat ini pihaknya harus membentuk satuan TPPK di setiap sekola, untuk kemudian melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan meminta DP3A dapat diikutsertakan dalam kegiatan tersebut.
“Jadi pengawasannya melalui pemantauan dan koordinasi dengan dinas pendidikan,” pungkasnya.