JABAR EKSPRES – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Mamasa-Mamuju, Sulawesi Barat terputus akibat tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam laporan diterima di Jakarta, Jumat (24/5) mengatakan dampak kerusakan pada akses jalan tersebut terjadi sejak daerah tersebut dilanda tanah longsor yang terjadi pada Selasa (21/5) sore sekitar pukul 15.30 WITA.
Akibat tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Mamasa-Mamuju ini mengakibatkan akses jalannya terputus sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan.
BACA JUGA: 4 Jam Menunggu, Kemenag Tegur Keras Garuda Imbas Delay Penerbangan SOC 41
Tim Pusdalops BNPB juga sudah memberikan informasi bahwa saat ini jalan dari Kecamatan Bambang ke Mambi juga terputus total sehingga tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua ataupun roda empat.
‘’Data yang terhimpun sementara ini ada sebanyak 1.270 jiwa warga masih mengungsi akibat tanah longsor di Kabupaten Mamasa ini,’’ kata Tim Pusdalops BNPB.
Kemudian, ia pun menjelaskan ribuan korban tanah longsor tersebut merupakan penduduk yang tersebar di 27 desa di Kecamatan Bambang, Tarim, Mambi, dan Aralle.
BACA JUGA: Waspada Terhadap Aplikasi Investasi XFA AI Penipuan, Ini Buktinya
Saat ini warga yang terdampak longsor ini mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga masing-masing di sekitar lokasi kejadian yang lebih aman.
Bahkan, BNPB mencatat pasca bencana longsor ini menyebabkan kerugian material lima unit fasilitas Pendidikan rusak, satu fasilitas kesehatan (Posyandu) juga terdampak.
Sebanyak 192 unit rumah terdampak, lima unit kios terdampak, satu unit kantor Desa Salukepopo di Kecamatan Bambang juga terdampak.
BACA JUGA: Long Weekend, 19 Ribu Kendaraan Masuk Puncak Bogor, Polisi Terapkan One Way
BNPB juga memastikan bahwa saat ini sejumlah alat berat sudah diterjunkan untuk menangani material lonsor yang menutupi badan jalan, termasuk menutupi pemukiman supaya bisa difungsikan kembali oleh masyarakat.
Tim petugas gabungan terdiri dari Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, dan Basarnas tetap memprioritaskan penyaluran bantuan logistik.
Bantuan tersebut berupa barang kebutuhan pokok serta perlengkapan bagi para korban selama proses normalisasi pasca bencana.