JABAR EKSPRES – Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB), menyiapkan tim untuk mengawasi kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispernakan Bandung Barat, Wiwin Apriyanti mengatakan, sebanyak 42 orang yang terdiri dari 11 dokter hewan, dan 31 paramedis ditugaskan untuk untuk memeriksa hewan kurban.
“Tim pemeriksa hewan kurban akan bertugas untuk memastikan kondisi hewan kurban dalam keadaan sehat. Kita memperhatikan himbauan dan surat dari Kementerian Pertanian tentang persiapan pemeriksaan hewan kurban tahun 2024,” kata Wiwin di Ngamprah, Senin (20/5/2024).
Menurutnya, tim kesehatan itu akan mulai bertugas mengecek kesehatan hewan pada 1 Juni hingga 16 Juni 2024 mendatang.
BACA JUGA: Bocah 4 Tahun di Bogor Tewas Terbawa Air saat Berenang
“Tim ini nantinya langsung turun ke lapangan untuk mengecek kesehatan hewan. Untuk pengecekan itu masih difokuskan pada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), karena hewan paling rentan terkena penyakit itu,” paparnya.
Selain mengecek kesehatan pada hewan, Dispernakan Bandung Barat pun masih tetap bakal melakukan pengawasan rutin terhadap pergerakan lalu-lintas hewan.
Hal itu dilakukan, lanjut Wiwin sebagai upaya mengantisipasi adanya kasus PMK ataupun LSI di wilayahnya.
“Meski kasus PMK di Bandung Barat sudah landai dan aman. Kita masih lakukan pengawasan antar wilayah. Ini sebagai langkah antisipasi kami,” katanya.
BACA JUGA: Sah! Empat Partai Politik Deklarasi Koalisi Jelang Pilkada Kota Banjar 2024
Merujuk ada data Dispernakan Bandung Barat, tahun 2023, hewan kurban yang sudah diperiksa oleh petugas kesehatan sebanyak 13.683 ekor dengan rincian, Sapi 5.476 ekor, Kerbau 51 ekor, Domba 8.003 ekor dan Kambing 153 ekor.
Sementara untuk dara pemotongan hewan kurban pada tahun tahun 2023 berjumlah sebanyak 14.644 ekor dengan rincian, Sapi 3.167 ekor, Kerbau 18 ekor, Kambing 174 ekor dan Domba 11.285 ekor.
“Perkiraan kami masyarakat yang melakukan pemotongan hewan pada Hari Raya Idul Adha akan meningkat 5 hingga 10 persen. Ini bakal terjadi karena kasus PMK sudah menurun,” katanya.
BACA JUGA: Dinilai Belum Optimal, Dewan Minta Upaya PKL Naik Kelas di Sinkronisasi
Meski demikian, Wiwin mengimbau, agar masyarakat lebih teliti dan waspada ketika akan membeli hewan ternak untuk dijadikan hewan kurban. Salah satunya memastikan kondisi hewan ternak dalam keadaan sehat.