JABAR EKSPRES – Tahukah kamu apa makna peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) setiap tanggal 20 Mei? Ketahui informasinya berikut ini.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dan Portal Informasi Indonesia menjelaskan bahwa Harkitnas bermula dari pembentukan organisasi bernama Boedi Oetomo (Budi Utomo) pada tanggal 20 Mei 1908.
Organisasi ini didirikan oleh Dr. Soetomo bersama mahasiswa sekolah dokter di wilayah Jawa (STOVIA) yang berbasis di Batavia (Jakarta), atas saran dari Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Pada awalnya, fokus Budi Utomo adalah pada bidang pendidikan dan sosial budaya. Namun, pada tahun 1915, saat Perang Dunia I meletus, organisasi ini mulai terlibat dalam bidang politik.
Menurut laman Kemendikbudristek RI, penetapan Harkitnas dilakukan setiap tanggal 20 Mei, menghitung sejak pembentukan organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Presiden Sukarno secara langsung mengesahkan Harkitnas dalam peringatan setengah abad pada tanggal 20 Mei 1959, yang diselenggarakan di Istana Merdeka.
Namun, diketahui bahwa peringatan Harkitnas pertama kali diadakan pada tanggal 20 Mei 1948 di Yogyakarta. Saat itu, Ki Hajar Dewantara bertindak sebagai ketua acara peringatan Harkitnas pertama tersebut.
5 Makna Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah makna peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkirnas) yang diperingati setiap tanggal 20 Mei:
1. Menghadapi Tantangan Saat Ini dan Masa Depan
Hari Kebangkitan Nasional adalah waktu yang tepat untuk tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga untuk merenungkan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan di masa depan.
Sehingga mengajak kita untuk mempertahankan identitas bangsa di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, serta memastikan kemajuan yang diraih dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
2. Komitmen Warga Negara Indonesia untuk Tanah Air
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional adalah panggilan bagi semua warga negara Indonesia untuk merefleksikan komitmen mereka terhadap negara.
Hal ini mendorong kita untuk menyambutnya dengan semangat, tekad, dan keyakinan bahwa kita mampu mengatasi berbagai tantangan demi mewujudkan visi Indonesia emas pada tahun 2045.