“Alasan peresmian pesantren yang dibarengkan dengan kegiatan pengkaderan adalah agar para peserta pendidikan merasakan spirit adanya pesantren, sehingga pesantren NU ini ke depan memiliki ruh kegiatan dari kegiatan pengkaderan,” katanya.
Kegiatan PD-PKPNU dan PMKNU tersebut mendatangkan sejumlah kyai dari Indonesia secara langsung ke Jepang, untuk memberikan setidaknya 20 materi tentang Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyah. Sekitar 60 orang warga Nahdliyyin, perwakilan dari berbagai wilayah di Jepang, datang ke pesantren untuk mengikuti kegiatan pengkaderan tersebut.
Sedangkan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi, dalam sambutannya mengatakan, pertumbuhan warga Indonesia, termasuk di dalamnya warga NU diperkirakan akan terus bertambah, karena Pemerintah Jepang membuka diri untuk pekerja dari luar Jepang.
“Jumlah WNI di Jepang sekitar 120.000 orang di akhir Juni 2023, dan pada akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai 160.000-170.000 orang,” sebut Heri yang juga merupakan Mustasyar PCINU Jepang ini.
Lebih jauh Heri menjelaskan, untuk mengembangkan basis NU di Jepang dapat dimulai dari pedesaan. Dari target sekitar 820.000 specified skilled worker selama lima tahun ke depan, kebanyakan tidak bermukim di kota besar, tetapi di kota-kota kecil. Oleh karena itu, model pengembangan di daerah pedesaan sangat tepat, dan itulah kultur utama NU.
“Contohnya, di desa Hokkaido, pada tahun 2020 warga kita sekitar 800-900 orang. Sekarang ini specified skilled worker atau tokutei ginou sudah mencapai 1.400 orang, begitu pula juga di Okinawa,” papar Heri.
Heri pun berharap, melalui peresmian pesantren NU, komunitas dibangun dan gotong royong dapat dikembangkan. “Kalau ada tempatnya (pesantren), orang pasti datang,” terangnya.
Heri memberikan contoh berbagai kegiatan seperti tempat untuk berlatih di masa-masa tertentu, seperti pesantren kilat di bulan puasa. “Pertama kali, Ramadan 2024 telah berhasil diadakan lomba wudu, azan, menghafal surat pendek, kegiatan tersebut penting untuk putra putri kita yang ada di Jepang,” tambah Heri.
Dilokasi yang sama, Ketua PBNU KH Masyhuri Malik dalam sambutannya menyampaikan, bahwa para jamaah harus dapat menjaga Islam khususnya NU. “NU tidak butuh kita, kitalah yang butuh NU. Tentunya menjadi harapan kita semua nanti di akhirat kelak bahwa kita bisa berkumpul dengan orang orang saleh, seperti Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri NU,” singkatnya. (bbs)