Sirat Penemuan Senjata Api di Sukabumi, Pernah Jadi Lumbung DI/TII

Senjata api laras panjang ditemukan dalam tanah kebun bambu milik warga di Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Dok poto: Koramil 0607-09.
Senjata api laras panjang ditemukan dalam tanah kebun bambu milik warga di Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Dok poto: Koramil 0607-09.
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Polisi saat ini tengah memeriksa senjata api laras panjang, dua magazine, dan dua amunisi yang ditemukan oleh seorang warga yang sedang menggali tanah di Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Senin (29/4) lalu.

Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Ari Setyawan, mengatakan bahwa senjata api tersebut secara utuh belum bisa dipastikan jenis apa, dirinya juga menduga bahwa penemuan senjata itu berasal dari masa lampau yang sempat dikubur.

“Suda kita amankan di intel, (kemudian) akan koordinasi dengan Polda terkait masalah senjata tersebut. Itu kemungkinan senjata senjata jaman dulu. karena itu dipendam sudah berkarat seperti itu,” ujarnya pada Jabar Ekspres Kamis (2/4) siang kemarin.

Baca Juga:Jelang Pelaksanaan Ibadah Haji, Dinkes Jabar Pastikan Kondisi Kesehatan Para JamaahMuncul Lagi Penipuan Catut Nama Sekda KBB, Diskominfotik Tegaskan Nomor itu Penipu

Sementara itu, pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah, menduga bahwa senjata tersebut sudah dikubur selama puluhan tahun.

Sekilas  ia merasa bahwa senjata api itu jenis Madsen M-50 keluaran tahun 1950 an, senjata itu juga berasal dari Pabrikan asal Denmark.

Menurutnya, pada masanya digunakan oleh para pejuang untuk menumpas PKI, atau saat masa pemberontakan DI/TII.

“Kecamatan Cisaat memang dulunya tepat pertempuran juga, dan itu kemungkinan sempat dipakai oleh kostrad untuk menumpas PKI, atau kemungkinan itu senjata sempat dipakai entah oleh DI/TII atau tentara yang dirampas senjatanya oleh DI/TII kemudian disembunyikan, jadi kemungkinan itu,” ujar Irman Jabar Ekspres saat ditemui.

Irman pun melihatkan dokumentasi dimana Kecamatan Cisaat, sempat menjadi basis gerakan DI/TII.

“Itu dekat wilayah kali Gunung Gede Pangrango, yang memang dulunya menjadi basis DI/TII, jadi bisa jadi ditanam oleh mereka,” terang Irman. (RAS)

0 Komentar