JABAR EKSPRES – Bulan Syawal, merupakan bulan yang sangat dinantikan umat Islam, karena identik dengan bulan penuh kemenangan setelah melewati Ramadhan.
Ada beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Syawal. Peristiwa ini sangat penting kita ketahui, agar bisa kita ambil hikmah didalamnya.
Ada lima peristiwa penting yang bisa kita ambil pelajaran, dilansir dari naskah khutbah Jumat yang diterbitkan oleh laman rumaysho.
Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah yang terletak di antara bulan Ramadhan dan Dzulqa’dah. Bulan Syawal juga menjadi salah satu bulan yang penuh keutamaan dalam Islam.
Baca juga : Kumpulan Doa Mustajab di Bulan Syawal
Ibnul ‘Allan Asy-Syafii mengatakan bahwa pemberian nama Syawal berasal dari kata Syaalat al-ibil yang berarti unta itu mengangkat atau menegakkan ekornya.
Pada bulan ini para penduduk Arab akan menggantungkan alat-alat perang mereka karena telah memasuki bulan haram untuk berperang.
Ada lima peristiwa penting yang bisa jadi pelajaran bagi kita semuanya di bulan Syawal ini.
1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah pada bulan Syawal
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ: ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ))
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku pada bulan Syawal. Ia membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawal pula. Istri-istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah radhiyallahu ‘anha dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.” (HR. Muslim, no. 1423).
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikah, menikahkan, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal. Para ulama kami (ulama Syafiiyyah) telah menegaskan anjuran tersebut dan berdalil dengan hadits ini. Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika menceritakan hal ini bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyah dahulu dan anggapan takhayul sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan tidak bolehnya menikahkan dan menikah, serta membangun rumah tangga pada bulan Syawal. Ini adalah pernyataan yang batil, tidak ada dasarnya. Ini termasuk peninggalan jahiliyah yang dinilai sebagai tathayyur (beranggapan sial) karena menurut mereka Syawal sendiri berasal dari kata al-isyalah dan ar-raf’u (menghilangkan/ mengangkat).” (Syarh Shahih Muslim, 9:209)