Kasus Kanker Paru di Indonesia Meningkat Hingga 8,8 Persen

Dr. Wong menyarankan, bagi para perokok yang menghabiskan 1 bungkus selama 20 tahun, untuk melakukan screening Low-dose CT Scan. Jika didapati stadium pertamanya lebih awal, itu akan lebih mudah diobati. Tidak disarankan X-Ray itu nanti sudah telat saat ketahuan.

“Memang, sering diperiksa dengan CT Scan juga itu tidak baik. Jadi tetap disarankan tidak merokok sejak muda, kalaupun sudah maka diberhentikan. Perlu dipahami bahwa PCC Singapura, bukanlah tempat untuk membuat obat bagi pasien kanker paru, melainkan ada di Amerika,” ungkapnya.

Namun tambah Dr. Wong, PCC punya akses untuk itu. Jadi isunya juga bukan seberapa mudah mendapatkan obat itu, tapi seberapa benar menggunakan obat itu. Saat ini terdapat dokter-dokter onkologi di PCC Singapura, yang akan mengurus pasien-pasien yang merasa ada gejala kanker.

“Kita akan melakukan pemeriksaan awal, kalau nanti terdeteksi di stage awal, itu akan mempermudah dokter untuk melakukan planning treatment. Jadi tidak langsung ke dokter bedah, tapi dokter kita adalah dokter onkologi dulu yang akan mengakses pasien. Jadi itu akan lebih menyelamatkan pasien,” pungkas Dr. Wong. (*)

Baca juga: Penelitian Ilmuwan Menemukan Bahwa Jahe Memiliki Kandungan Anti-Kanker

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan