JABAR EKSPRES – Aktor ternama Fedi Nuril baru-baru ini menjadi perbincangan politik setelah disarankan bergabung dengan partai politik untuk melawan pengaruh keturunan Presiden Joko Widodo di kancah politik.
Usulan itu muncul dari cuitan anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur, menanggapi komentar awal Fedi Nuril atas putusan Mahkamah Konstitusi terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden.
Dalam cuitannya, Fedi Nuril mengungkapkan sikap skeptisnya terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut. Ia menyiratkan, jika Mahkamah menilai tindakan Jokowi bebas dari nepotisme dalam pencalonan Gibran, maka ia harus mempersiapkan anak-anaknya sendiri untuk bersaing dengan calon presiden masa depan yang memiliki garis keturunan Jokowi.
“Kalau MK sudah menilai Jokowi tidak melakukan nepotisme dalam pencalonan Gibran, berarti gue harus mempersiapkan anak-anak gue untuk melawan capres-capres dari silsilah Jokowi,” tulis Fedi di akun X.
Sentimen ini mendapat perhatian, terutama dari anggota PSI Dedy Nur, yang menyarankan Fedi untuk mempertimbangkan terjun ke dunia politik jika ia benar-benar ingin menantang pengaruh keluarga Jokowi.
BACA JUGA: Jenazah Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Akan Dimakamkan Rabu Siang di Bogor
“kalau mau melawan keluarga politik ysng sukses seperti Jokowi, saran ya berkarir lah di partai politik bro @realfedinuril, kalau ngga semangat ini hanya akan berakhir angan-angan delisional,” tulis Dedy Nur.
Namun, respons Fedi Nuril sangat tajam dan tegas. Ia dengan tegas menyatakan bahwa terjun ke dunia politik semata-mata untuk menentang seseorang tidak sejalan dengan prinsipnya. Sebaliknya, Fedi menekankan pentingnya tetap konsisten dalam upayanya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
“Menarik apa saja “langka-langkah politik yang dimainkan oleh Jokowi” mas? Setahu saya, keputusan MK mentyatakan pak Jokowi tidak ada cawe2. Siapa tahu bisa jadi contoh sekuat beliau,” balas Fedi.
Pembicaraan antara Fedi Nuril dan Dedy Nur ini menyoroti kompleksitas politik di Indonesia, di mana individu dari berbagai sektor seringkali didorong untuk memasuki arena politik untuk menantang kekuatan yang sudah mapan. Sikap Fedi mencerminkan sentimen yang lebih luas di kalangan tokoh masyarakat yang mengutamakan integritas dan nilai moral dibandingkan oportunisme politik.