JABAR EKSPRES – Fraksi–fraksi di DPRD Jabar menyetujui raperda tentang penyelenggaraan pertanian organik yang diusulkan Penjabat (Pj) Gubernur Jabar. Raperda itu bakal dibahas di tahap lanjutan, yakni ke mekanisme panitia khusus (pansus).
Juru bicara Fraksi PAN Enjang Tedi menguraikan, pertanian organik tengah menjadi populer. Metode pertanian ini juga memiliki tujuan mulia salah satunya untuk memelihara tanah, air dan hewan agar tetap lestari. “Metode ini menjadi penting,” paparnya dalam Rapat Paripurna, Jumat (19/04).
Enjang melanjutkan, PAN juga mendorong bahwa perda yang akan dihasilkan nantinya bisa benar-benar memberi perlindungan kepada para petani maupun peternak di Jabar. “Materi yang dihasilkan harus mumpuni. Mengatur mulai dari perencanaan hingga peran serta masyarakat,” jelasnya.
BACA JUGA: Misi Persib Pertahankan Posisi Klasemen di Derby Tim Perserikatan Kontra Persebaya
Bagi Enjang, sektor pertanian di Jabar juga mengalami berbagai permasalahan. Utamanya terkait produktivitas pertanian yang masih rendah.
Sementara itu, Jubir Fraksi Nasdem Persatuan Husin juga sependapat terkait penyusunan raperda penyelenggaraan pertanian organik. “Sektor pertanian memiliki beberapa tantangan. Di antaranya tingkat produksi pertanian dan mengurangi ketergantungan produk pertanian dari luar negeri,” ucapnya.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi pada 2023 di Jawa Barat menurun jika dibanding tahun sebelumnya. Produksi beras pada Januari – April 2024 ini juga diprediksi anjlok. Realisasi luas panen padi sepanjang Januari – Desember 2023 di Jabar mencapai 1,58 juta hektar. Angka itu menurun 79 hektar jika dibanding 2022 yang tembus 1,66 hektar.
BACA JUGA: DPRD Jabar Prakarsai 3 Raperda Baru
Kemudian, panen padi pada Januari 2024 di angka 42,5 ribu hektar. Diprediksi luas panen antara Januari-April 2024 nanti di angka 399,8 ribu hektar. Angkanya masih turun jika dibanding subround Januari-April 2023 yang tembus 599,8 ribu hektar.
BPS juga menghitung bahwa produksi padi dari Januari-Desember 2023 di angka 5,28 juta ton. Angka itu turun 169,60 ribu ton jika dibanding 2022 yang tembus di angka 5,45 juta ton.(son)