JABAR EKSPRES – Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (30/3) pagi diklasifikasikan sebagai tidak sehat bagi kelompok sensitif, dan Jakarta menempati peringkat lima besar sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.40 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai 158, masuk dalam kategori tidak sehat dengan konsentrasi polusi udara PM2.5 sebesar 69 mikrogram per meter kubik.
Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara tersebut dapat membahayakan kelompok sensitif manusia, hewan, serta dapat merusak tumbuhan dan nilai estetika.
Baca Juga:Pakar: Dunia Mesti Lantang Suarakan Gencatan Senjata Permanen di GazaKonferensi Sapi Merah Israel Hari Ini, Menjelang Penyambutan Dajjal!
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, di bawah pimpinan Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono, telah memperkuat upaya untuk mengatasi polusi udara dengan memasang “water mist generator”.
Meskipun memasuki musim hujan, pemasangan ini terus dilakukan sebagai persiapan untuk musim kemarau di masa mendatang.
“Kan tetap saja tahun depan masih ada berulang musim panas. Justru saya meminta pada kesempatan ini ‘water mist’ ditambah sehingga nanti saat musim kemarau (tiba) musim depan itu sudah (banyak). Setiap gedung tinggi harus ada ‘water mist’,” ujar Heru.
Hingga 17 November 2023, telah terpasang 177 unit “water mist generator” di 143 gedung pemerintah dan swasta.
Upaya lain dalam pengendalian pencemaran udara di Jakarta meliputi penyusunan SOP Penanganan Pencemaran Udara, pengendalian polusi udara dari sektor industri, pemantauan berkala terhadap kualitas udara, dan penanggulangan keadaan darurat.
