JABAR EKSPRES – Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang dijadikan lokasi pengungsian dampak bencana tanah longsor Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berjalan lancar.
Kegiatan belajar mengajar yang mulai dilakukan sejak 26 Maret 2024 itu dilakukan di tenda darurat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) KBB.
Diketahui, Kampung Gintung pada Minggu, 24 Maret 2024 diterjang longsor sekira pukul 23.00 WIB. Akibat longsor ini, 30 rumah dilaporkan hancur dan 10 warga tertimbun. Terkini, 5 korban sudah berhasil ditemukan tim SAR gabungan.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif mengatakan, proses kegiatan belajar mengajar sengaja dilakukan di tenda darurat. Hal ini untuk membangkitkan semangat anak-anak yang menjadi korban terdampak bencana.
BACA JUGA: Pemda KBB akan Segera Relokasi Ratusan Rumah Terdampak Longsor
“Berdialog dengan masyarakat bukan hanya dewasa saja yang trauma, tapi juga disini ada anak-anak. Karena itu KBM ini juga dilakukan sambil memberi bantuan pendampingan,” kata Arsan di lokasi pengungsian, Kamis 28 Maret 2024.
Dengan kehadiran berbagai Non Governmental Organization (NGO), Kemensos dan mahasiswa saling berkolaborasi. Arsan berharap pembelajaran anak bisa terpenuhi.
“Belajar sambil pemberian trauma healing, para relawan ini sekaligus memberikan pemahaman bahwa bencana tidak boleh ditangisi terus menerus melainkan perlu diterima dengan sabar dan ikhlas,” katanya.
Menurut dia, ada sejumlah metode yang bakal diterapkan seperti menghibur korban secara langsung hingga pemberian terapi tertentu, sehingga mereka dapat menghilangkan rasa trauma itu.
BACA JUGA: Karang Taruna KBB Salurkan Bantuan untuk Korban Longsor
“Saya ingin mengajak kepada mereka bahwa ternyata musibah itu adalah hal yang biasa,” katanya.
Sementara itu, Yusuf Efendi salah seorang guru di SDN Cibenda mengatakan, setidaknya ada 110 siswa sekolah dasar yang ikut proses KBM di tenda darurat.
Ia menjelaskan, sekolah darurat untuk SD dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB. Sementara jenjang SMP dan SMA dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB.
“Hal itu sebagai treatment untuk mengobati trauma akibat bencana tanah longsor yang mereka alami. Sehingga, diharapkan bisa membantu memulihkan rasa takut pasca bencana longsor yang terjadi di wilayahnya,” kata Yusuf.