JABAR EKSPRES – Berikut ini merupakan informasi perihal 10 pola pikir toksik yang membuat hidup kamu terus melarat.
Pola pikir yang kita miliki dapat berpengaruh besar pada keuangan kita. Banyak dari kita mungkin pernah atau bahkan masih merasa bahwa hidup hanya soal uang.
Namun, hal ini dapat membawa dampak negatif, seperti stres dan kebiasaan belanja berlebihan. Apakah kamu juga merasa demikian?
Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 pola pikir toksik yang dapat membuat kita merasa kekurangan secara finansial.
Selain itu, kita juga akan belajar bagaimana mengubah pola pikir ini agar kita dapat merasa lebih berdaya dan berlimpah dalam hal finansial.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui pola pikir toksik yang membuat hidup kamu terus miskin.
BACA JUGA: 8 Jebakan Finansial yang Menyeret Kamu ke Dalam Kemiskinan Abadi, Simak di Sini!
Scarcity Mindset (Pola Pikir Kelangkaan)
Scarcity mindset adalah pola pikir yang membuat kita merasa tidak akan pernah memiliki cukup.
Hal ini dapat membuat kita terjebak dalam siklus ketidakpuasan dan kekurangan, terutama saat memiliki utang.
Untuk mengubahnya, kita perlu beralih ke abundance mindset, yaitu pola pikir kelimpahan, yang membuat kita percaya bahwa kita memiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan kita.
Keyakinan bahwa Kita Tidak Bisa Mengatur Uang
Percaya bahwa kita tidak mampu mengatur keuangan kita dapat membuat kita terjebak dalam kebiasaan buruk.
Kita seharusnya tidak terikat dengan keyakinan ini, karena kita memiliki kemampuan untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang baik dalam hal keuangan.
Identitas sebagai Shopaholic atau Boros
Memiliki identitas sebagai orang yang suka belanja atau boros dapat menghambat kita dalam mencapai tujuan keuangan.
Kita perlu menyadari bahwa kita bisa mengubah pola pikir ini dan menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Beli Dulu, Pikirin Nanti
Kebiasaan belanja impulsif dapat membuat kita bangkrut. Kita perlu mengubah pola pikir ini dengan lebih mempertimbangkan dampak dari setiap pembelian yang kita lakukan.
Sudah Terlanjur