JABAR EKSPRES – Pasca diblokir oleh Satgas Pasti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kekhawatiran semakin menguat terkait dugaan penipuan yang melibatkan aplikasi Smart Wallet. Selain itu, nasib para anggotanya yang terjerat dalam skema investasi yang dipertanyakan keabsahannya kini menjadi perhatian utama.
Dalam perkembangannya, Smart Wallet, yang awalnya menjanjikan penghasilan besar bagi penggunanya, kini tengah menjadi sorotan karena tindakan yang mencurigakan. Fitur penarikan yang tadinya dapat diakses oleh pengguna tiba-tiba dimatikan, menyebabkan para anggota tidak bisa menarik dana mereka, memperkuat dugaan adanya skema penipuan dengan modus skema ponzi.
Investigasi yang dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Kementerian Perdagangan menegaskan bahwa Smart Wallet adalah penipuan yang terstruktur. Namun, fokus kini bergeser pada nasib para anggota yang terperangkap dalam jaringan investasi yang meragukan ini.
Baca Juga: Aplikasi Smart Wallet Diduga Menggunakan Buzzer untuk Meyakinkan Member!
Banyak anggota merasa pasrah setelah diberlakukan aturan baru oleh Smart Wallet yang membebankan pajak sebesar 20 persen kepada setiap anggota. Akun mereka akan dinonaktifkan jika pajak tersebut tidak dibayarkan. Dalam situasi sulit ini, sebagian besar anggota memilih untuk merelakan dana yang telah mereka investasikan daripada terus terperangkap dalam permainan yang tidak jelas.
OJK memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak mudah tergoda oleh janji keuntungan besar tanpa jelasnya sumber dan mekanisme investasi yang ditawarkan. Pengawasan terhadap entitas keuangan yang dapat merugikan masyarakat pun diperkuat.
Baca Juga: Gratis Tanpa Modal! Aplikasi Penghasil Saldo Dana X-World, Apakah Terbukti Membayar?
Namun, ada tambahan informasi yang baru terungkap dalam perkembangan terbaru kasus Smart Wallet ini. Menurut sumber internal dari pihak yang melakukan investigasi, terdapat dugaan bahwa sejumlah besar dana yang diinvestasikan oleh para anggota Smart Wallet tidak digunakan untuk kegiatan investasi yang sebenarnya. Sebaliknya, dana tersebut diduga digunakan untuk kepentingan pribadi oleh pihak terkait. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa Smart Wallet telah melakukan penipuan terstruktur yang merugikan banyak orang.
Kini, Satgas OJK bersama aparat penegak hukum terus menggali informasi dan bukti lebih lanjut terkait kasus ini. Mereka juga mengimbau kepada masyarakat yang merasa menjadi korban atau memiliki informasi terkait kasus Smart Wallet untuk segera melaporkannya ke pihak berwajib.