CIMAHI, JABAR EKSPRES – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan wilayah siaga penanggulangan bencana, tujuan kegiatan tersebut sangatlah jelas: meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko bencana, pengetahuan, dan keterampilan dalam mengurangi serta menghadapi bencana.
Kabid Perlindungan Jaminan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinsos Cimahi, Agustus Fajar Senjaya, menjelaskan kegiatan ini dijalankan sesuai dengan berbagai peraturan dan undang-undang terkait, termasuk Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
“Selain itu juga, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,” jelasnya pada Jabar Ekspres saat ditemui di Aula Kecamatan Cimahi Selatan pada Kamis, 21 Maret 2024.
Agustus melanjutkan, kegiatan ini didasari oleh Peraturan Menteri Sosial Nomor 128 Tahun 2011, mengenai Kampung Siaga Bencana.
Dalam kegiatan ini lanjut Agustus, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana di wilayah mereka.
BACA JUGA: DLH Kota Cimahi Daur Ulang Sampah APK Pemilu 2024
“Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengurangi risiko serta menghadapi bencana mendapat sorotan utama, menekankan urgensi pemahaman dan penguasaan strategi pencegahan,” ujar Agustus.
Agustus menerangkan, pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB) diberi pendidikan tentang manajemen penanggulangan bencana.
“Mereka didorong untuk menggunakan kearifan lokal dan kreativitas dalam upaya kesiapsiagaan serta pengurangan risiko bencana,” terangnya.
Agustus membeberkan anggaran kegiatan tersebut, yang didanai sepenuhnya oleh APBN Kementerian Sosial RI, melalui Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Tahun 2024.
“APBN Rp124 juta, tetapi kegiatan pembentukan KSB dan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS) ke 10 sekolah yang ada di Cimahi,” paparnya.
Pada setiap tahap kegiatan ini, Agustus menerangkan jumlah peserta yang turut terlibat sebanyak 70 orang mengikuti sosialisasi pada hari pertama. Dorongan kreativitas dan kearifan lokal diperlukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana.
BACA JUGA: Sikapi Potensi Naiknya Sampah Cimahi Jelang Lebaran, Proyek Santiong Diuji Coba
“Pada hari kedua, pelatihan teknis dihadiri oleh 60 peserta, sementara pada hari ketiga, simulasi uji SOP KSB diikuti oleh 275 peserta,” jelas Agustus.
Kegiatan ini bertujuan agar anggota KSB dapat menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di wilayah mereka.