Modus Investasi Smart Wallet Terkuak, Bappebti dan Ditjen PDN Kemendag Ungkap Hasil Investigasi

JABAR EKSPRES – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Ditjen PDN Kemendag RI) mengungkapkan hasil investigasi mereka terhadap Smart Wallet.

“Smart Wallet dinilai melakukan kegiatan penghimpunan dana berkedok robot trading/expert advisor dengan sistem multi-level marketing dan tidak memiliki perizinan beroperasi di Indonesia,” ungkap Bappebti dan Ditjen PDN Kemendag RI, dikutip dari rilis resmi di laman OJK, (18/3).

Sebelumnya, pada 18 Maret 2024, OJK secara resmi mengumumkan telah menghentikan kegiatan usaha Bartle Bogle Hegarty (BBH) Indonesia dan Smart Wallet.

Alasan Smart Wallet dan BBH Indonesia disetop OJK lantaran terindikasi melakukan aktivitas penipuan dan tidak memiliki izin otoritas terkait.

Sehingga, akses dan link/URL dari Smart Wallet diblokir oleh Bappebti dan Ditjen PDN Kemendag RI bekerjasama dengan Kominfo RI.

Adapun Satgas PASTI melakukan tindakan pemblokiran terhadap nomor rekening terkait dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.

BACA JUGA: Selain Smart Wallet, Ini 22 Daftar Investasi Ilegal yang Pernah Disetop OJK

Mengenal Skema Modus Robot Trading

Agar tak terjerat modus robot trading, yuk ketahui skemanya yang pernah terjadi di Indonesia berikut ini.

Dalam kegiatan diskusi publik “Penipuan Investasi Online”, Bappebti mengungkapkan skema modus penawaran robot trading y

Menurut Bappebti, penyedia layanan robot trading sering kali menjanjikan keuntungan tetap atau pembagian profit.

Mereka juga menggunakan berbagai media promosi seperti iklan di radio, televisi, media elektronik, dan media sosial.

Perusahaan yang menawarkan robot trading sering kali menggunakan iklan yang menyesatkan, seperti klaim bahwa dengan menggunakan robot trading, seseorang bisa mendapatkan keuntungan tanpa harus berusaha keras.

Mereka juga menawarkan layanan sewa robot trading melalui program referral.

Program ini biasanya termasuk paket investasi yang mencakup sewa robot, deposit atau modal yang diperlukan, dan pembagian profit.

Selain itu, robot trading sering diiklankan sebagai alat yang mampu menghasilkan keuntungan dalam persentase tertentu setiap hari atau setiap bulan, serta mampu membatasi kerugian dalam persentase tertentu.

BACA JUGA: Update Smart Wallet Usai Disetop OJK: Warganet Ungkap Member Masih Ramai Top Up, Bonus 100% Diduga Jadi Alasan

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan