Atasi Masalah Sampah, DLH Cimahi Daur Ulang Spanduk Kampanye

JABAR EKSPRES – Usai Pemilu 2024 Cimahi dihadapkan dengan masalah penumpukan sampah yang belum tertangani dengan baik. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi pun melakukan upaya daur ulang spanduk kampanye yang sudah tidak terpakai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Chanifah Listyarini mengaku masihmembuat komposter bag, yang nantinya akan bagikan kepada masyarakat.

“Kemudian sebagian juga kita buat untuk planter bag untuk tanaman untuk menanam kembali seperti polibag tapi kita jahit dari bekas spanduk,” ungkapnya pada awak media saat dihubungi melalui seluler pada, Selasa, 19 Maret 2024.

“Dan kita berikan bibit ada yang untuk tanaman cabai, ada juga bibit tanaman untuk yang bisa ditanam dalam planter bag itu,” paparnya.

BACA JUGA: Zat Kimia Sianida dan Bakteri Staphylococcus Jadi Penyebab 8 Siswa di Bandung Barat Keracunan

Sementara itu, spanduk bekas kampanye merupakan jenis sampah yang umum ditemui. Dia mengamati bahwa sementara kayu bekas kampanye seringkali diambil oleh orang, namun spanduk bekas tersebut masih seringkali tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Oleh karena itu saya targetnya membuat planter komposter sebanyak-banyaknya, karena nanti kita akan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan komposting mandiri di masyarakat,” ungkapnya.

Saat ini, Sarimukti telah mengurangi atau menghentikan penerimaan sampah organik, sehingga sampah organik harus diolah di tempat. Oleh karena itu, Chanifah beserta pihaknya mengajak seluruh warga untuk menggunakan komposter sebagai solusi pengelolaan sampah organik.

“Nanti wadahnya sebagian kita berikan, kalau memang ada dengan menggunakan bekas spanduk kampanye itu kita gunakan menjadi komposter bag itu,” papar Chanifah.

“Targetnya ini sudah mulai berjalan untuk membuat komposter bag dan planter bag nya. Dan nanti kita pantau mudah-mudahan setelah lebaran bisa dibagikan kepada masyarakat,” tambahnya.

Terkait kendala yang dihadapi dalam proses daur ulang sampah spanduk kampanye, Chanifah mengungkapkan, salah satu kendala yang dihadapi adalah biaya jahit yang belum terduga. Ia menuturkan, biaya ini merupakan hal yang perlu dipertimbangkan karena belum termasuk dalam perhitungan awal.

“Dengan demikian, kebutuhan utama saat ini adalah biaya jahit,” keluhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan