JABAR EKSPRES – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung Barat (KBB) sejak satu pekan ini mengakibatkan jalan di Kecamatan Ngamprah dan Cisarua tergerus longsor.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, dua titik longsor itu terjadi di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah dan Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua.
Petugas lapangan BPBD Kabupaten Bandung Barat, Suheri mengatakan, titik longsor yang terjadi di Kampung Bojong Koneng Landeuh RT 03 RW 11, Desa Bojongkoneng. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/3/2034) sekitar pukul 21.25 WIB.
“Hujan terus-terusan mengakibatkan jalan Kabupaten penghubung antara Warungawi Ngamprah menuju Kecamatan Cisarua dan sebaliknya amblas,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (18/3/2034).
BACA JUGA: Ini Sebab Molornya Rekapitulasi di KPU Jabar, Pleno di Kecamatan Tambun Selatan Bekasi Ngaret
Menurutnya, longsor terjadi bukan hanya diakibatkan oleh curah hujan yang deras saja. Akan tetapi, gorong-gorong yang tak kuat menahan beban kendaraan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya longsor.
“Untuk sementara jalur ini tidak bisa di lalui kendaraan roda 4. Nanti dua lokasi jalan yang tergerus longsor ini akan kita tutup sementara menggunakan terpal sambil menunggu langkah ke depan berupa penguatan badan jalan,” jelasnya.
Selain Bojongkoneng, longsor juga terjadi di Kampung Kebon Cau RT 04 RW 05, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua. Jalan selebar 1 meter dengan panjang 26 meter longsor seusai wilayah itu diguyur hujan deras.
Selain berdampak pada penyempitan jalan di lokasi itu. Satu bangunan tamban ban serta kios bensin yang berada di pinggiran jalan itupun ikut ambrol masuk ke jurang setinggi 70 meter.
“Akibat hujan dengan intensitas tinggi, longsor itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 13.00 WIB,” ungkap Suheri.
Dalam peristiwa ini, Suheri memastikan tidak ada korban jiwa. Pemilik tambal ban kios bensin eceran tengah berada di luar ruangan saat peristiwa longsor terjadi. Meski begitu untuk mencegah fatalitas longsor susulan, BPBD mengimbau jalan tersebut tak dilalui kendaraan roda empat.
“Untuk keamanan jalan, pemerintah dan masyarakat setempat menutup jalan dengan pohon bambu. Mobil dilarang lewat dulu khawatir ada longsor susulan,” tandasnya. (Wit)