BANDUNG, JABAR EKSPRES – Berbicara tradisi, erat kaitannya dengan kebiasaan maupun pelestarian yang dijaga keasliannya dan merupakan mandat dari sang leluhur. Mengacu pada hal tersebut, Ramadan bukan jadi alasan berhentinya pagelaran seni reak yang kerap beraksi di siang hari.
Pusat kebudayaan Kota Bandung di wilayah timur yakni Ujungberung dan sekitarnya, kerap menjadikan Ramadan sebagai momentum dalam melestarikan Kebudayaan Sunda yaitu seni reak.
BACA JUGA: Festival Agribisnis Ekowisata Kota Cimahi Wadahi Kegiatan bagi Pecinta Hewan
Menurut Kordinator dan Penanggung Jawab Grup Mustika Sunda, Satrio mengungkapkan, pagelaran seni reak di bulan Ramadan rutin terjadi. Bahkan, menurutnya, lebih banyak grup yang turut andil dalam acara tersebut.
“Tiap Ramadhan pasti ada arak-arakan, pasti. Biasanya waktu sahur, bangunin sahur sambil ngelestariin budaya sunda, karena Ujungberung mah kental sama reak, benjang dan lain-lain kan,” kata Satrio, kepada Jabar Ekspres (12/3).
Grupnya pun bakal turut andil dalam arak-arakan tersebut. Menurutnya, hal ini merupakan kontribusi nyata anak muda dalam melestarikan kebudayaan Sunda di tengah ibadah yang sedang dijalankan.
BACA JUGA: Unik! Hiburan Gratis Ala Masyarakat Bandung Timur
“Karena penerus (keluarga) mungkin ya, jadi siapa lagi kalau bukan saya yang melanjutkan, sambil ikut melestarikan juga. Tiap tahun grup selalu ikut, ibadah plus bahagiain orang banyak, semoga berlipat,” ungkapnya.
Dirinya memastikan, arak-arakan biasa dimulai pada minggu kedua bulan Ramadan. Hal itu berkenaan dengan segala persiapan yang telah rampung.
“Biasanya minggu kedua, pas udah siap semuanya, baru dimulai. Itu gratis, semuanya bisa menikmati dan nonton,” pungkasnya. (Dam)
BACA JUGA: Perjuangan Om Yos Lestarikan Budaya Melalui Seni dan Budaya Sunda