JABAR EKSPRES – Aplikasi penghasil uang Smart Wallet yang saat ini sudah mulai tidak bisa melakukan penarikan, diprediksi bakal scam pada tanggal 20 Maret 2024.
Aplikasi Smart Wallet ini sudah disebut akan scam sejak lama, hal ini diketahui karena berulangkali menunjukkan gejala seperti aplikasi lain yang sudah scam.
Seperti melakukan event besar-besaran untuk menarik uang dari anggotanya, atau berulang kali melakukan maintenance hingga membuat anggotanya tidak bisa mengakses website, termasuk tidak bisa melakukan penarikan atau WD.
Baca juga : Promo Terbaru Smart Wallet, Bagi-bagi Saldo DANA Gratis Bonus 100 Persen Untuk yang Deposit, Awas Jebakan
Selain itu aplikasi Smart Wallet juga sudah dua kali megalami pergantian domain dan mengganti nama websitenya. Hal ini disebutnya karena ada hacker yang menerobos sistem mereka hingga untuk mengamankan akun para anggotanya harus migrasi ke domain baru.
Dan beberapa hari berikutnya diketahui ternyata penggantian domain tersebut karena domain yang lama telah diblokir oleh Kominfo.
Kini member aplikasi Smart Wallet kembali tidak bisa melakukan penarikan, alasan dari pihak Smat Wallet menyebutkan, bahwa puasa widraw tersebut sebagai cara pencegahan adanya penipuan terkait promo terbarunya berupa bonus 100 persen untuk yang deposit.
Dilansir dari berbagai grup Smart Wallet di media sosial, para member mengaku ketar ketir dengan adanya puasa widraw ini.
Pasalnya banyak yang menyebutkan bahwa pada tanggal 20 Maret 2024 nanti, jika aplikasi tersebut tetap tidak bisa diakses, dipastikan bahwa Smart Wallet akan Scam.
Dugaan ini diperkuat dengan adanya promo bonus depo 100 persen dan promo rekruitment member baru, yang terkesan hanya sebagai modus untuk mengeruk uang member sebelum dibawa kabur.
Baca juga : Aplikasi Smart Wallet Diaudit, Anggota Teriak Tak Bisa WD
Hal ini sudah diprediksi oleh Roy Shakti sejak lama. Bahkan melalui salah satu unggahannya, pakar Investasi bodong dan kartu kredit ini menyebutkan bahwa aplikasi Smart Wallet ini seperti aplikasi Zombie, yang sudah mati namun masih mencoba untuk hidup lagi dengan memanfaatkan anggotanya yang tersisa.
“Aplikasi ini sudah seperti aplikasi zombie yang sebenarnya sudah mati namun mencoba bertahan untuk terus menggemukkan diri lagi,” ujarnya.