Erosi Sungai Cidadap Jadi Salah Satu Pemicu Pergerakan Tanah

JABAR EKSPRES- Erosi sungai Cidadap, jadi salah satu faktor terjadinya pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Dalam kajian dari Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bukan hanya kondisi curam, dan karakter batuan yang sifatnya lempungan. Namun, erosi sungai Cidadap pun menjadi salah satu faktor terjadinya pergerakan tanah.

“Setelah dilakukan kajian dan survei lapangan, secara mekanisme bukan hanya satu faktor. Memang banyak interaksi dari bagian bawah juga, salah satunya ada erosi sungai deras juga,” kata Surveyor Pemetaan PVMBG, Sumaryono kepada wartawan, Rabu (6/3/2024).

Ia menjelaskan, posisi Kampung Cigombong berada di lereng dengan kemiringan tanah curam, serta di bawah terdapat aliran sungai Cidadap. Sehingga tahanan lereng secara tidak langsung tergerus saat air sungai deras.

BACA JUGA: 4 Kecamatan di Kabupaten Cirebon Diterjang Banjir,  1 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia

Kemudian, lanjut Sumaryono, area terjadinya pergerakan tanah berada diatas pembukaan lahan. Sehingga air secara tidak langsung menggerus bagian tahanan lereng.

“Jadi tidak hanya dari satu faktor kemudian di tambah lagi ada masalah dari batuannya sendiri batu lempung dan pasir,” jelasnya.

Ia menyebut, batuan lempung yang berada di lokasi bencana pergerakan tanah ini memang tidak teralir terhadap air. Dengan begitu, bencana pergerakan tanah di kawasan tersebut tidak dapat dihindari.

“Kalau terpotong juga terkena sinar matahari basah kering, basah kering itu, menjadi masalah tersendiri itu dari internal batuannya cuma faktor dari infiltrasi air berlebihan yang menjadi penyebabnya,” katanya.

Ia menegaskan, potensi pergerakan tanah tersebut hanya terjadi di lokasi itu. Hal itu lantaran lokasi tersebut sudah terbentul huruf U yang menyerupai tapal kuda.

“Kalau saat ini potensinya hanya di area situ karena sudah terbentuk tapal kuda kan. Khawatirnya memang jika bergerak terus longsorannya longsor saja,” katanya.

Ia menegaskan, berdasarkan hasil sementara kerawanan di area tersebut berada pada titik menengah hingga tinggi. Oleh karena itu, kawasan tersebut masih berpotensi terjadi longsor susulan.

“Kalau sementara sih sebaiknya direlokasi sih karena memang akan buka terus kalaupun melakukan rekayasa ini ketidakpastiannya tinggi dan sulit juga kan kalo liat rekahan nya aja dua meter sampai empat meter dalamnya,” tandasnya. (Wit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan