JABAR EKSPRES – Sejumlah warga di Kedungcaung, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis mengeluhkan bau yang bersumber dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cibeureum di Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.
Warga yang bermukim di daerah perbatasan Kabupaten Ciamis dengan Kota Banjar tersebut sudah mengeluhkan bau tak sedap sejak empat tahun lalu.
“Lokasinya hanya dibatasi oleh Sungai Citanduy, dari TPA Cibeureum ke Dusun Kedungcaung berjarak kurang lebih 500 meter. Keberadaan TPA Cibeureum itu sudah cukup lama. Namun waktu itu warga masih tenang karena sampah di sana belum menumpuk,” kata Kepala Desa Kedungcaung, Wina Rosalia, Senin (4/3).
BACA JUGA: Aplikasi Investasi ALTO Gelar Promo Event, Benarkah Tanda-tanda Akan Scam?
Posisi TPA Cibeureum itu letaknya berada di atas perkampungan warga di Dusun Kedungcaung. Tak ayal, ketika bau sampah dari TPA itu terbawa angin hingga ke pemukiman warga.
“Keluhan warga mulai dirasakan sekitar tahun 2020 saat awal pandemi Covid-19. Bau tidak sedap mulai terasa sejak lama, semakin sini semakin tercium, apalagi ketika ada angin dari arah TPA Cibeureum, pagi, siang atau malam,” ujarnya.
Ia mengatakan warga yang terdampak bau dari TPA Cibeureum itu kurang lebih ada 150 kepala keluarga (KK). Bahkan, bau sampah itu sering meluas ke pemukiman warga sekitar Dusun Kedungcaung.
“Kami pernah melakukan koordinasi atas keluhan warga ini. Kepala Desa Karangkamulyan pun pernah berkomunikasi ke pihak pengelola TPA, dan itu dilakukan setiap tahun namun tidak ada respon,” kata Wina.
BACA JUGA: Soal Penyegelan Minimarket, Pemkot Bandung: Ini Seharusnya Jadi Warning
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar, Eri Kuswara Wardhana mengatakan pihaknya telah melakukan pengelolaan sampah dengan maksimal.
“Kami telah mengedepankan sistem sanitary landfill yang berwawasan lingkungan. Kalau untuk bau sampah itu hanya waktu-waktu tertentu saja jika angin berhembus ke arah sana,” katanya.
“Kita juga sudah beberapa kali kesana untuk mengantisipasi dan mencari solusi yang baik karena kalau pengelolaan sampah sudah maksimal,” ujar Eri melanjutkan.