JABAR EKSPRES – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat (Jabar) terus mengalami peningkatan. Bahkan selama dua bulan terakhir, penyakit yang disebabkan oleh gigitan dari nyamuk Aedes Aegepty tersbut telah tecatat sebanyak 5.552 kasus dengan angka kematian sekitar 41 orang.
Padahal sebelumnya, berbagai upaya penekanan angka kasus DBD tersebut terus dilakuan oleh pemerintah salah satunya seperti penyebaran nyamuk Wolbachia. Namun langkah tersebut dirasa belum efektif bahkan di Jabar sendiri khususnya di Kota Bandung yang menjadi tempat pengembangam nyamuk Wolbachia, diktahui masih menunjukan adanya tren peningkatan kasus DBD.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Jabar) Vini Adiani Dewi mengungkapan bahwa penekanan kasus DBD melalui penyebaran nyamuk Wolbachia harus melewati berbagai proses. Bahkan ia juga menyebut, pengembangbikan nyamuk agar mengandung bakteri Wolbachia, harus melalui berbagai tahapan.
“Itu tidak bisa serta merta langsung, harus melalui berbagai proses. Jadi prosesnya itu adalah nyamuk Aedes Aegepty misalnya yang ada di Ujungberung (Kota Bandung) itu diambil jenisnya, lalu telurnya itu dikembangkan atau dikawinkan dengan nyamuk yang mengandung Wolbachia,” ucapnya di Bandung Jum’at (30/2).
Vini juga mengakui, melaui proses teresebut penekanan kasus DBD khusunya di Jabar masih belum Efektif. Sebab menurut dia, sampai saat ini hanya ada dua lokasi yang menjadi tempat pengembangan nyamuk Wolbachia yakni di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan di Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.
“Jadi masih ada keterbatasan dalam hal ini untuk mengolah nyamuknya tersebut supaya berisi bakteri Wolbachia. Nah sehingga dengan keterbatasan inilah yang menyebabkan untuk pemberantasan DBD dengan Wolbachia ini baru di Kecamatan Ujungberung,” ungkapnya
“Jadi apakah sudah bermanfaatnya atau tidak (nyamuk Wolbachia), itu penelitiannya juga memerlukan waktu selama satu tahun karena tidak serta-merta pemanfaatan Wolbachia itu langsung (dirasakan) tapi harus ada proses perkawinan dulu antara nyamuk yang belum mengandung Wolbachia dengan nyamuk yang sudah mengandung bakteri Wolbachia di daerah setempat,” sambungnya
Meski begitu, Vini menuturkan penekanan kasus DBD dengan menggunakan nyamuk Wolbachia tersbut bukan merupakan hal yang utama. Namun kata Vini gerakan menjaga lingkungan dengan cara menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang (3M), merupakan hal yang sangat efektif dalam mencegah terjadinya penyebaran kasus DBD.