JABAR EKSPRES – Sebuah penelitian terkini yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menyoroti hubungan kompleks antara percintaan dan persahabatan selama masa remaja.
Penelitian ini mengungkap bahwa remaja yang terlibat dalam hubungan romantis cenderung tidak membentuk persahabatan baru, namun hal ini tidak secara otomatis menghentikan persahabatan yang telah ada sebelumnya.
Pemahaman terhadap dinamika ini memberikan wawasan penting tentang perkembangan remaja dan dapat membantu para pendidik, orang tua, dan remaja itu sendiri dalam membangun lingkungan sosial yang sehat.
Masa remaja dianggap sebagai periode penting dalam perkembangan sosial, di mana persahabatan memainkan peran utama dalam pembelajaran keterampilan sosial dan emosional.
Namun, dengan sifat yang rapuh dari hubungan persahabatan dan berkembangnya dunia percintaan, muncul pertanyaan tentang bagaimana kisah cinta remaja memengaruhi lanskap persahabatan mereka.
Para peneliti memulai penelitian ini untuk mengungkap misteri ini, diperkuat oleh pemahaman bahwa, meskipun banyak penelitian telah mengeksplorasi bagaimana persahabatan memengaruhi hubungan romantis, hubungan sebaliknya, bagaimana hubungan romantis memengaruhi persahabatan masih kurang dipahami.
“Kami tertarik pada topik ini karena adanya hubungan yang kompleks antara hubungan romantis dan jaringan sosial remaja,” kata penulis utama Haoyang Zhang, PhD di bidang Sosiologi dan Analisis Data Sosial di Pennsylvania State University.
Para peneliti menggunakan data dari Teenage Friends and Lifestyle Study, yang melacak persahabatan remaja di Glasgow, Skotlandia, antara tahun 1995 dan 1997.
Fokus pada dua gelombang survei terakhir, penelitian ini memusatkan perhatian pada 133 siswa yang berusia antara 14,8 dan 16,3 tahun.
Baca juga: Pilihan Karier Berbasis Gender: Peran Evolusi dan Preferensi Pekerjaan dalam Pembagian Kerja
Studi ini dipilih karena data longitudinalnya yang kaya yang melacak persahabatan dan keterlibatan romantis remaja.
Melalui analisis data yang canggih, para peneliti menemukan fenomena homofili berdasarkan status pacaran: remaja cenderung menjalin persahabatan dengan teman sebaya yang memiliki status keterlibatan romantis yang sama.
Temuan ini menunjukkan bahwa hubungan romantis memainkan peran penting dalam membentuk lingkaran sosial remaja.
Namun, penelitian ini juga mengungkap twist menarik: meskipun keterlibatan dalam hubungan romantis cenderung mencegah pembentukan persahabatan baru, hal ini tidak meningkatkan kemungkinan berakhirnya persahabatan yang sudah ada.