Urban Future, Bandung jadi Salah Satu Kota yang Terlibat di Indonesia

Urban Future. Sistem pangan perkotaan yang memadukan partisipasi kaum muda dan aksi iklim ini, libatkan warga Kota Bandung. Selain di ibukota Jawa Barat (Jabar), program tersebut dijalankan juga di daerah Indonesia lainnya, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.

Bandung dengan Buruan Sae-nya, tidak disangka menjadi satu di antara sepuluh kota yang terlibat dalam program Urban Future sedunia. Bersanding dengan Kolombia (Cali dan Medellin), Ekuador (Manabi dan Quito), Zambia (Chongwe dan Kitwe), dan Zimbabwe (Bulawayo dan Mutare).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menuturkan, program tersebut berfokus pada pengembangan urban future. Rencananya dengan konsep sebuah kota mengembangkan ketahanan pangan libatkan banyak stakeholder.

“Kami mendapatkan bantuan untuk pendampingan sampai 2027. Sekarang kita tinggal merencanakan untuk kickoff penyelenggaraan bantuan,” ujarnya di Bandung, pada Kamis (15/2).

Adapun tiga fokus dalam program Urban Future. Pertama, mempengaruhi dan mendukung pengembangan dan implementasi kebijakan pangan perkotaan yang transformatif. Hal ini melalui forum multi-pemangku kepentingan dan gerakan orang muda.

Kedua, membentuk narasi baru yang menata ulang kota yang inklusif dan berketahanan iklim sehingga menginspirasi perubahan perilaku dan pola konsumsi. Terakhir, memungkinkan wirausaha muda di bidang pangan berkelanjutan untuk berkembang.

Lalu para wirausaha muda tersebut mampu meningkatkan aliran keuangan ke kota-kota yang inklusif dan berketahanan iklim. Ketiga hal tersebut menjadi fokus utama dari program Urban Future.

Urban futures (UF) adalah program global berdurasi 5 (lima) tahun (2023–2027) yang memadukan sistem pangan perkotaan, partisipasi kaum muda yang bermakna, dan aksi iklim.

Program tersebut mempunyai gelontoran dana dari Fondation Botnar dan dikelola oleh Hivos, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), RUAF Global Partnership on Sustainable Urban Agriculture and Food Systems (RUAF-CIC), serta mitra, jejaring, dan pakar lokal.

Diketahui, masing-masing kota di Indonesia itu, dipilih lantaran kontribusinya yang unik terhadap gerakan pangan. Termasuk melibatkan orang muda Indonesia dan sistem pangan yang lebih luas.

“Buruan Sae sudah menjadi perhatian dunia. Kita sudah terlibat Milan Fact dan Bandung menjadi anggota aktif, makanya Bandung menjadi daerah percontohan,” ungkapnya.

Writer: Muhammad Nizar

Tinggalkan Balasan