BMKG Bandung Soal Puncak Musim Penghujan pada Februari, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

JABAR EKSPRES – Musim penghujan mengalami puncaknya diprediksi bakal terjadi pada bulan Februari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebut, pembentukan awan hujan pada periode ini dianggap berskala masif.

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu menuturkan bahwa saat ini berdasarkan data yang dihimpun, pada periode bulan tersebut, puncak musim penghujan masih terjadi di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya.

“Masih dalam periode puncak musim hujan. Untuk kelembaban udara cukup lembab, labil kemudian juga untuk suhu permukaan air laut hangat. Proses pembentukan awan awan hujan di Jabar dan Bandung Raya sangat signifikan,” ungkap Rahayu saat dikonfirmasi, Kamis (15/2).

Sementara itu, berdasarkan pantauan BMKG Bandung, terkait suhu udara relatif aman. Menurutnya, suhu udara masih dalam range normal di bulan Februari. Adapun untuk minimum berada di 20 derajat celcius, lalu maksimum di antara 29 hingga 30 derajat.

BACA JUGA: Bambang Hidayah: Hasil Pilpres Kita Hormati, Jangan Terpecah Belah

Pihaknya memperkirakan, curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat lalu disertai petir kilat dan angin kencang, bakal terus berlangsung sampai bulan selanjutnya, Maret. Lantas dia mengimbau, masyarakat mesti waspada dengan kondisi cuaca tersebut.

“Terutama terjadi di antara siang. Kemudian sore dan malam hari di bagian Jabar termasuk Bandung Raya. Jadi untuk pembentukan hujan ini kan dipengaruhi oleh banyak faktor jadi untuk pagi harinya itu terjadi penguapan atau evaporasi,” ucap Rahayu.

“Artinya matahari bersinar terang kemudian terjadi pembentukan awan awan hujan. Di sekitar pukul 11 atau 12 siang ini, awan awan jenuh baru turun hujan. Biasanya di siang ke sore dan biasanya hujannya disertai dengan petir kilat seperti hari ini. Disertai dengan angin,” paparnya.

Selain intensitas curah hujan yang tinggi, dia menjelaskan bahwa ada potensi bencana lain. Di antaranya berupa dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, longsor ataupun angin kencang lalu pohon tumbang kemudian jalanan yang licin.

BACA JUGA: Gegara Foto ‘Nyentrik’ di Surat Suara DPD, Suara Komeng Meroket pada Hitung Sementara KPU

“Jangan lupa untuk (masyarakat) berlindung di tempat aman, kalau bisa di dalam ruangan jika terjadi cuaca ekstrem. Jadi jangan memaksakan di luar ruangan apalagi di lapangan terbuka di bawah pohon rindang,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan