Dalam liputannya, Strait Times juga mengungkapkan bahwa pembuat film Dandhy Laksono sebelumnya telah membuat film dokumenter lain, “Sexy Killers 2019”, yang mengkritik kolusi antara lembaga politik dan industri pertambangan batu bara. Seiring rilis “Dirty Vote”, film tersebut memicu demonstrasi di Tanah Air, dengan tuntutan agar semua pihak tetap netral selama proses pemilu. Media Reuters menuliskan bagaimana aksi protes bermunculan setelah penayangan film ini, menyoroti pentingnya netralitas dalam konteks politik.
Media Asing Soroti Film Kontroversi Pemilu RI ‘Dirty Vote’, Ada Apa?
- Baca artikel Jabarekspres.com lainnya di Google News