APK Bekas Ganggu Pengguna Jalan di Kota Bandung

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Alat peraga kampanye (APK) yang baru saja ditertibkan atau diturunkan, menimbulkan pekerjaan rumah lain bagi pemerintah. Sampah APK mulai berserakan di sejumlah median jalan dan trotoar. Salah satunya terlihat di median Jalan Bypass Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

Tiang bambu yang sering digunakan dalam alat peraga bekas kampanye, tergeletak begitu saja. Belum diangkut petugas penertiban maupun partai politik (parpol) yang memasang alat peraga kampanye tersebut. Masyarakat pengguna jalan pun terganggu saat hendak melintas.

Seorang warga sekitar, Arip Apandi (27) mengaku sangat terganggu dengan kondisi itu. Pasalnya, dia setiap hari harus melintasi trotoar atau median jalan yang saat ini agak dipenuhi sampah bekas APK.

BACA JUGA: 5 Cara Warga Manfaatkan APK Baliho Bekas Kampanye

“Berbahaya. Apalagi batang kayu besar. Alat peraga kampanye itu yang fisik merampas hak publik. Harusnya dibersihkan yang jelas. Bikin kagok (berjalan),” ungkap Arip kepada Jabar Ekspres, Senin (12/2).

Dirinya lantas mempertanyakan tanggung jawab para peserta pemilu. “Tidak bertanggung jawab yang membersihkan. Apalagi yang memasangnya. Cuman berani memasang, orang lain membersihkannya,” tegasnya.

Arip membandingkan situasi kampanye tersebut dengan negara lain. Seharunya, pemasangan APK harus lebih tertata dan tidak menganggu masyarakat. Apalagi sampai membahayakan para pengguna jalan.

BACA JUGA: APK di Bunderan Cibiru Dinilai Membahayakan dan Menyampah

“Kalau liat di luar negeri. Jepang misalkan, APK kan bersih dan rapih. Apalagi bisa di daur ulang. Harapannya mah Indonesia berkaca di Jepang. Eropa. Mulai digitalisasi,” ucapnya.

Warga lainnya, Yusuf Sidiq (25) yang sehari-hari menggunakan median Jl. Bypass Soekarno Hatta saat menyebrang ke tempat kerja, mengaku sisa-sisa alat peraga kampanyeyang berada di kawasan tersebut amat membahayakan.

Yusuf mengungkapkan, bahkan kepalanya sempat terbentur dengan tiang bambu yang digunakan untuk memasang APK. “Jadi kalau harusnya ya sih. Kampanye tuh harus mulai digitalisasi. Udah zaman internet. Atau bisa pakai robot atau apa gitu,” pungkasnya.

BACA JUGA: Warga Cingised Bandung Pertanyakan Fungsi Rupom saat Banjir Melanda

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan