Apresiasi Sasbotram di Balik Daur Ulang Limbah Tekstil

JABAR EKSPRES – Sasbotram menjadi salah satu pelopor yang memperkenalkan penjualan produk dari daur ulang sampah plastik. Selain itu, Sasbotram juga fokus pada upaya mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat terhadap masalah sampah.

Founder Sasbotram Cimahi, Enung Susana, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap hasil karya siswa-siswi SMKN 3 Cimahi yang berhasil mendaur ulang limbah kain menjadi pakaian yang layak pakai dan memiliki nilai jual.

“Saya sangat mengapresiasi peningkatan kesadaran tentang masalah limbah tekstil yang kini menjadi isu global,” ucap Enung saat dihubungi Jabar Ekspres pada, Jumat 9 Februari 2024.

BACA JUGA: Pelaku Utama Curanmor di Sukabumi Ternyata Residivis, Penadah Dapat Untung Ratusan Ribu

Menurutnya, siswa-siswi SMKN 3 Cimahi menunjukkan kreativitas dalam mendaur ulang limbah kain dengan mengombinasikan berbagai jenis kain dan motif, hasilnya diharapkan akan menarik perhatian.

“Kalau limbah kain itu bisa didaur ulang dengan cara di-combine baik dari jenis kain atau dari motif, apalagi dengan kreativitas siswa-siswi SMKN 3 Cimahi ini, pasti akan keren,” kata Enung.

Tak hanya membuat desain kostum, namun Enung menambahkan, harus memperhatikan nilai tambah dalam produk mereka. Menurutnya, hal ini akan membuat desain mereka lebih menarik dan relevan untuk menjadi pilihan outfit of the day (OOTD).

“Atau seperti membuat pakaian harian dengan desain yang kekinian, Insyaallah mereka (siswa SMKN 3 Cimahi) sangat keren kreativitasnya yang sudah saya tahu,” papar Enung.

Menurut pandangan Enung, kepedulian masyarakat terhadap isu global limbah, khususnya plastik dan kain, sangatlah penting. Hal ini karena masalah limbah saat ini menjadi perhatian utama yang perlu ditangani secara serius.

“Apalagi mereka (siswa) paham mana yang layak pakai desainnya, atau yang tidak layak desain. Tandanya sudah berkontribusi dalam mereduksi sampah kain,* tandasnya.

Baru-baru ini, SMKN 3 Cimahi telah meningkatkan program Tata Busana dengan memanfaatkan limbah kain dan pakaian bekas dari pabrik secara lebih optimal. Limbah tersebut diolah menjadi karya kreatif oleh para siswa sebagai bagian dari program tersebut.

Ketua Program Tata Busana SMKN 3 Cimahi, Sri Widati mengatakan pihak sekolah banyak mendapat pasokan kostum dari berbagai pabrik atau dealer. Salah satu contohnya adalah baju kostum mekanik yang akan dihasilkan oleh siswa dengan menggunakan kreativitas mereka sendiri.

Writer: Firman Satria

Tinggalkan Balasan