KABUPATEN BANDUNG, JABAR EKSPRES – Persoalan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat yang ditutup total, menjadi perhatian setiap daerah.
Pasalnya, setelah satu pekan penutupan sejak Senin, 29 Januari 2024 lalu, sampai sekarang TPAS Sarimukti masih tak menerima kiriman sampah, karena kuota ritase penampungan sudah melebihi batas.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan wilayah Bandung Timur, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Rana Sutrisna mengatakan, belum ada kabar kelanjutan TPAS Sarimukti oleh Pemprov Jabar.
“Betul, sebelumnya kelanjutan TPAS Sarimukti akan diputuskan Sabtu (29/1/2024) kemarin. Namun hingga saat ini masih belum diputuskan,” kata Rana, Senin (5/2).
Dia mengakui, terkait putusan dari Pemprov Jabar terkait TPAS Sarimukti, belum ada tanda-tanda apakah akan dibuka kembali atau ditutup sampai waktu yang ditentukan.
BACA JUGA: Menelisik Kondisi Halte Bus TMB di Jalan Raya Cinunuk Bandung
“Kita belum mengetahui kapan putusan dari Pemprov Jabar terkait TPAS Sarimukti, apakah akan segera dibuka kembali, dengan sistem kuota ritase atau ditutup total seterusnya, masih menunggu kabar,” ucap Rana.
Apabila melihat kondisi terkini TPAS Sarimukti, khususnya di zona 1, diungkapkannya, sampahnya sudah melebihi daya tampung kapasitas.
Rana menyampaikan, untuk di zona 2 TPAS Sarimukti diharapkan masih bisa jadi tempat pembuangan, agar sampah Bandung Raya, termasuk wilayah Kabupaten Bandung dapat dikirim.
“Sepekan TPAS Sarimukti ditutup sudah pasti menghambat penarikan sampah dari Kabupaten Bandung, termasuk Cileunyi,” bebernya.
“Mohon maklum saja dan upaya DLH Kabupaten Bandung saat ini dengan mengolah sampah di 3 titik, meski belum maksimal dan sampah yang diolah pun volumenya sangat kecil,” tutup Rana.
Sementara itu dari pantauan, dalam kurun waktu satu pekan penutupan TPAS Sarimukti, penumpukan sampah di sejumlah titik mulai terlihat, seperti di wilayah Kecamatan Cileunyi.
BACA JUGA: Pasar Sehat yang Tak Sehat, Gunungan Sampah yang Basah Banjiri PSC
Di antaranya di Pasar Sehat Cileunyi, di pinggir-pinggir jalan nasional, pinggir jalan kabupaten dan di pinggir jalan desa. Bahkan sampah terlihat menggelantung di pagar-pagar rumah warga.