BANDUNG, JABAR EKSPRES – Tinggal 9 hari Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bakal mulai digelar. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berikrar bakal menghadirkan Pemilu kondusif di Kota Bandung.
Guna tercapainya tujuan tersebut. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna meminta, aparat kewilayahan yakni camat maupun lurah harus fasih mengetahui agenda Pemilu pada 14 Februari mendatang.
“Tahapan pemilu ini harus sudah di dalam dan di luar kepala. Camat dan lurah sudah harus fasih agenda-agendanya. Sukses pemilu itu ada di kita. Mobilitas masyarakat menjadi tanggung jawab yang harus kita pantau, meski lingkup wilayahnya bukan ada pada wewenang kita,” ujar Ema, Senin (5/2).
Selain itu, Ema berujar agar partisipan pemilu tak boleh luput dari pemantauan. Sebab, Daftar Pemilih Tetap (DPT) bakal terus mengalami perubahan. Mengingat adanya pemilih pemula yang bakal genap berusia 17 tahun sebelum 14 Februari 2024.
BACA JUGA: Harga Beras Naik, Pemkot Bandung Janjikan Gerakan Pangan Murah
“Perlu diantisipasi jika ada perubahan DPT. Termasuk TPS-nya juga harus diperhatikan,” kata Ema.
Terkait kekhawatirannya akan kendala TPS yang terdampak atau berpotensi banjir. Ema menuturkan, harus terdapat beberapa plan guna mengantisipasi hal tersebut. Hal ini guna lancarnya pelaksanaan Pemilu 2024 di Kota Bandung.
“Perlu ada plan A dan plan B, yakni TPS indoor dan outdoor agar pemilu masih bisa berjalan meski kondisi cuaca tidak memungkinkan,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, terdapat 7.424 TPS yang tersebar di Kota Bandung dengan penyelenggara pemilu sebanyak 68.363 orang. Menurut Ema, perlu ada penjadwalan piket keliling siskamling pada H-7 Pemilu 2024 sebagai upaya penjagaan di setiap wilayah dari ancaman.
“Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) kita ada 150 orang atau 5 orang per kecamatan. Lalu ada juga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebanyak 51.968 orang. Kita harus bertanggung jawab 24 jam untuk proses pengamanan distribusi logistik,” pungkasnya. (Dam)