Untuk Gulma, kami hanya tinggal cabut, lalu kami gunakan untuk kompos, dan sebagian untuk makanan ternak.
Hampir seminggu 2x kami siramkan air bawang tersebut. Dengan izin Allah tanaman menjadi subur, hijau dan hama tak ada lagi Hama.
Alhamdulillah setelah 25-30 hari kami panen. hasil dari tanaman kangkung tersebut kami jual secara asongan kepada komplek komplek disekitar tempat kami. Alhamdulillah sekita 300 ikat kami jual. Hasilnya kami bagi tiga: (1) untuk makan ratusan yatim dan dhuafa, (2)untuk jajan santri, (3)untuk beli benih kembali.
Model pertanian itu, kami sebut pertanian berbasis fitrah. Yaitu pertanian yang kembali kepada alam, sesuai dengan ke-autentikan hayati.
Doakan kami semoga kelak kami punya tanah sendiri untuk bertani. Dengan tanah itu kami ingin mandiri, ratusan yatim dan dhuafa Alkasyaf dapat mempunyai ketahanan pangan, tak usah minta minta lewat kencleng atau melas melas lewat medsos. Rasanya seperti “hina” jika kami begitu.
Kami ingin berbagi bagi masyarakat miskin yang setiap hari semakin bertambah. Semoga Allah meluaskan rezeki, dan rezeki tersebut dapat membantu masyarakat bangsa Indonesia yang tercinta ini**
(Mang Geo)