JABAR EKSPRES – Sekretaris Komisi II DPRD Jabar R Yunandar Rukhiadi Eka Perwira turut merespons kondisi Tahura Bandung. Menurutnya, pengembangan pariwisata kawasan itu masih perlu ditingkatkan.
Yunandar mengakui bahwa tugas utama Tahura itu adalah lebih ke fungsi hutan konservasi. Artinya, untuk program-program kehutanan seperti edukasi, konservasi termasuk fungsi menjaga sejumlah situs arkeologi yang ada di lokasi tersebut.
Tetapi, Tahura di kawasan Bandung Utara itu memang sudah lama jadi primadona wisata masyarakat. Tidak hanya warga Bandung tapi luar provinsi sampai mancanegara. “Makanya coraknya lebih ke wisata,” katanya kepada Jabar Ekspres.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) itu melanjutkan, Tahura memang memiliki potensi yang besar dari sektor pariwisata. Kawasan dengan luas sekitar 528 hektar itu tentu menarik dan berpotensi besar untuk dikembangkan. Karena jarang ada tempat wisata memiliki luasan seluas Tahura di Jabar.
BACA JUGA: Kenalan dengan Pawang Flora Fauna Tahura, Bangga Ketika Berhasil Identifikasi Hewan Langka
Sayangnya sejauh ini berbagai aspek untuk kemajuan pariwisata di kawasan itu belum lengkap. Misal rekap data kunjungan wisatawan secara detal belum ada. Yang ada baru rekap pendapatan yang memang tendnya meningkat selepas Covid. “Fungsinya baru orang berkunjung, bayar tiket. Padahal bagi saya Tahura bisa lebih dari itu,” imbuhnya.
Menurut Yunandar empat aspek mulai dari attraction, amenities, accessibility, hingga ancillary perlu dibenahi. Misalnya dari aspek aksestabilitas, sarana transportasi publik yang menuju ke kawasan itu belum ada. Selama ini wisatawan mengandalkan kendaraan pribadi.
Akses jalan ke lokasi tidak terlalu lebar. “Angkot saja belum ada. Lalu jalan. Sebenarnya tidak perlu lebar juga tapi di sepanjang jalan perlu ditata agar nampak wisatanya. Selama ini pembangunan masih fokus di dalam kawasan,” tuturnya.
Bagi Yunandar, pembangunan aksestabilitas jadi penting jika ingin mengembangkan sektor pariwisata. Berikutnya yang tak kalah pentinga adalah aspek amenities atau fasilitas. Semestinya perjalanan wisata ke Tahura itu sudah bisa diintegrasikan dengan paket-paket wisata. Mulai dari perjalanan dari bandara atau stasiun, hingga hotel atau penginapan. “Pengeluaran wisatawan itukan juga besar dari perjalanan sampai penginapan. Tidak hanya di lokasi wisata. Bahkan promosinya juga kurang. Kalah pamor dengan Kebun Raya Bogor,” cetusnya.