JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mempertimbangkan pembukaan akses jalan baru di kawasan Pasar Jambu Dua yang saat ini sedang dilakukan proses revitalisasi.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim. Ia menyebut, kini pihaknya sedang menggencarkan pemetaan untuk mencari solusi terbaik menanggulangi permasalahan akses jalan yang tengah dihadapi.
“Prioritas pertama adalah mencari solusi untuk akses jalan baru yang lebih representatif ke Pasar Jambu Dua yang sedang dibangun,” ungkapnya kepada wartawan dikutip Selasa, 30 Januari 2024.
Menurut Dedie, pemkot ingin memastikan pembangunan Pasar Jambu Dua yang kini telah mencapai 82 persen tersebut harus selaras dengan fasilitas penunjang yang memadai.
BACA JUGA: Komisi III: Pembangunan Pasar Jambu Dua Capai 82 Persen, Usai Lebaran Bisa Beroperasional
Salah satu yang difokuskan, kata dia, yakni akses jalan menuju Pasar Jambu Dua yang cukup menampung volume kendaraan masyarakat dan pedagang, serta untuk para pengunjung pasar.
Dedie juga membahas permasalahan akses lama dari Jalan Ciremai Ujung, Kecamatan Bogor Utara yang telah diidentifikasi oleh jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor.
Meskipun amdal lalin sudah keluar, fungsi jalan tersebut hilang sehingga membutuhkan alternatif baru terutama bagi masyarakat di area Ceremai Ujung dan wilayah Bogor Utara.
BACA JUGA: Soroti Revitalisasi Pasar Jambu Dua, Dewan Wanti-wanti Perumda PPJ Bogor
“Salah satu alternatif yang diusulkan adalah melewati jembatan lama di samping Mall Jambu Dua. Kenapa hal ini penting, kita melihat ada assessment di jembatan Situ Duit dan sudah pernah di kaji bahwa jembatan Situ Duit jembatan yang salah satu harus di revitalisasi,” jelas Dedie.
“Jadi bisa di bayangkan kalo akses dari Ciremai Ujung melalui jembatan samping Jambu Dua ini dan kemudian di tutup total kalo kemudian kita melaksanakan kegiatan pembangunan jembatan Situ Duit tentu tidak ada alternatif jalan,” imbuhnya.
Dedie menegaskan bahwa langkah-langkah teknis seperti pembebasan lahan, penurapan, dan komunikasi dengan pemilik lahan sedang dipertimbangkan secara komprehensif.
“Meskipun masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan, kalo bisa segera dan tidak terlalu lama ya kita coba usahakan. Makanya ini kita sedang berpikir keras untuk bisa mencarikan solusi terbaik,” pungkas Dedie. (YUD)