JABAR EKSPRES – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban di Jawa Barat sangat strategis bagi mobilitas logistik.
“Tol ini sangat strategis, tidak hanya arus logistiknya saja, tetapi juga untuk mengendalikan trafik di Jakarta ke arah baratnya. Jadi produk-produk di sebelah timur tidak perlu ke barat dulu untuk ekspor dan impornya, tetapi langsung ke timur sehingga memecah beban trafik yang ada di Jakarta,” ujar Basuki di Jakarta, Senin (29/1), dikutip dari Antara News.
Basuki menambahkan, Jalan Tol Akses Patimban ini sangat ditunggu dan menentukan keberhasilan Pelabuhan Patimban untuk melayani arus logistik barang yang ada di sebelah timur Jakarta.
Sementara itu, Direktur Jalan Bebas Hambatan Kementerian PUPR Triono Junoasmono mengatakan bahwa jalan Tol Akses Patimban ini memiliki total panjang 37,05 km, dengan rincian, sepanjang 14,11 km akan dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan sisanya 22,94 km akan dibangun oleh pemerintah.
BACA JUGA: Menteri PUPR Terima Keluh Kesah Warga Parung Panjang Soal Truk Tambang
“Pembangunan porsi pemerintah terdiri dari empat paket pekerjaan, yaitu Paket 1 sepanjang 7,69 km, Paket 2 sepanjang 6,2 km, Paket 3 sepanjang 5,5 km, dan Paket 4 sepanjang 3,55 km, pada jalan tol ini juga direncanakan pembangunan rest area pada dua titik lokasi, yaitu di STA 21+300 arah ke Pelabuhan Patimban dan STA 22+300 arah ke Jalan Tol Cipali sebagai area persinggahan dan peristirahatan pengguna jalan tol,” kata Triono.
Jalan Tol Akses Patimban dibangun sebanyak empat lajur dua arah dengan lebar lajur 3,6 meter. Dengan spesifikasi tersebut, kapasitas jalan tol ini direncanakan dapat menampung 100.000 kendaraan berat per hari.
Sebelumnya, Kementerian PUPR memulai pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Akses Patimban Paket 1-3 yang ditandai dengan penandatanganan kontrak bersama badan usaha jalan tol (BUJT) pada tahun 2023.
Akses tol ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas logistik yang bersumber dari kawasan industri di area Cikarang, Cibitung hingga Cikampek, sekaligus memperlancar arus logistik nasional sehingga dapat meningkatkan daya saing kawasan industri di Indonesia secara regional dan internasional. (Mg/Ratih Pujawati)