JABAR EKSPRES – Seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Aditya Verma membuat gebrakan besar saat melakukan perjalanan dengan maskapai easyJet dari Bandara London Gatwick ke pulau Menorca, Spanyol, pada Juli 2022. Namun, apa yang seharusnya menjadi liburan yang menyenangkan berubah menjadi peristiwa dramatis ketika Aditya bercanda tentang meledakkan pesawat yang ditumpanginya.
Pada Senin (22/1), Aditya harus menghadapi pengadilan di Spanyol atas kasus bercanda yang mencengangkan tersebut. BBC melaporkan bahwa sebelum keberangkatan, Aditya memberi tahu seorang teman di platform Snapchat dengan kata-kata kontroversial, “Dalam perjalanan untuk meledakkan pesawat (saya anggota Taliban).”
Apa yang dianggap sebagai lelucon pribadi oleh Aditya berujung pada panggilan serius dari pihak keamanan setempat. Pesan tersebut diketahui oleh petugas keamanan, yang segera melaporkannya ke pihak berwenang Spanyol. Tak tanggung-tanggung, angkatan udara Spanyol segera merespons dengan mengirimkan dua jet tempur F-18 untuk mengawal pesawat Aditya hingga mendarat.
Pada pengadilan, Aditya Verma menegaskan bahwa niatnya tidak pernah bermaksud menciptakan kesulitan atau merugikan publik. Seperti yang dikutip dari Business Insider, dia menyatakan, “Niatnya tidak pernah menimbulkan kesulitan untuk publik atau menimbulkan kerugian publik.” Meski begitu, dia dihadapkan pada dakwaan gangguan publik yang dapat mengakibatkan denda sebesar lebih dari US$120.000 atau sekitar Rp1,9 miliar, jika terbukti bersalah.
Sebagian besar denda tersebut, sekitar US$103.000 atau Rp1,6 miliar, berasal dari Kementerian Pertahanan Spanyol sebagai biaya pengerahan dua jet tempur untuk menanggapi insiden tersebut. Dalam pembelaannya, Aditya mengungkapkan bahwa awalnya dia mengira kedatangan dua jet tempur adalah bagian dari latihan militer terkait perang Rusia-Ukraina.
Pengacara Aditya, dalam pembelaannya, menyebut peristiwa tersebut sebagai “lelucon yang buruk,” namun menekankan bahwa itu hanya dibuat secara pribadi dengan teman-temannya di platform Snapchat. “Aditya tidak memasang pesannya di Facebook atau mengiklankannya. Apa yang dia lakukan sama saja dengan membuat lelucon di dalam mobil bersama teman-temannya,” ujar pengacara tersebut kepada The Telegraph.
Pengacara juga menyoroti usia Aditya yang baru 18 tahun dan menjelaskan bahwa perjalanan ini seharusnya menjadi liburan yang dijadikan sebagai hadiah atas prestasi sekolahnya. Namun, ketika Aditya dan teman-temannya mendarat di Menorca, mereka menyadari bahwa mereka terjerat dalam mimpi buruk akibat candaan yang keliru.