Bertahan di Tengah Gempuran Zaman, Kisah Pedagang di Pasar Buku Palasari

Berada di jalan Palasari, mengingatkan pada Pasar Buku, tempat yang tidak asing di didengar bagi warga kota Bandung, terutama bagi Mahasiswa, Guru, Pelajar, serta para pecinta buku-buku.

Syavitra Nur Annisa, Magang UIN.

Sebuah tempat yang sempat menjadi surga bagi para pegiat literasi, baik yang berasal dari dalam maupun luar kota Bandung ini menjadi salah satu tempat terkemuka dan bersejarah.

Beragam jenis buku dijual mulai dari buku pelajaran, novel, sejarah, sastra, hingga kitab bisa ditemukan disini. Baik itu dalam kondisi baru, maupun bekas.

Dinamai pasar buku, para penjual menjajaki dagangannya dengan beragam jenis dari penerjemah, pencetak buku Yasin dan Al-Quran, hingga penjual jasa sampul buku turut bergantung pada keberadaan pasar Palasari yang sudah lahir sejak tahun 1980 itu.

Namun, keberadaan pasar buku Palasari terasa kian meredup di tengah gempuran era digitalisasi ini. Di zaman yang serba digital, masyarakat lebih memilih cara yang praktis dalam membeli segala hal, termasuk membeli buku.

Pantauan Jabar Ekspres di lokasi pada Sabtu (27/1/2024) siang, tak banyak toko yang membuka rolling door kios mereka dan tak banyak juga pengunjung yang berlalu lalang mencari buku. Dari puluhan kios yang ada, terlihat hanya beberapa saja yang masih beroperasi.

Tak banyak yang terjadi dalam pasar yang pernah berjaya di tahun 80-an ini. Beberapa pedagang yang masih setia, duduk menanti datangnya pembeli sembari membersihkan debu yang menempel di buku.

Sebagian pedagang lainnya asyik berbincang satu sama lain mengisi waktu luang mereka hingga matahari terbenam.

“Cari buku apa, neng? Buku kuliah?,” kata penjual.

“lihat-lihat dulu aja, ada novel, ada buku SD juga buat adeknya,” lanjutnya dengan ramah.

Meskipun berada di lokasi yang strategis di tengah Kota Bandung dan dikelilingi banyak sekolah, nyatanya hal tersebut tak banyak membantu Palasari menjadi lebih ramai seperti dahulu.

Hadir sejak tahun 1980, kebanyakan dari pedagang dulunya berasal dari Kosambi dan Cikapundung. Mereka, akhirnya direlokasi oleh Pemerintah Kota Bandung ke Jalan Palasari, Pasar Lodaya, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, yang kini kita kenal sebagai lokasi Pasar buku Palasari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan