Bukan karena tak ada pedagang, namun disebabkan oleh gunungan yang menghiasi pasar. Aroma tak sedap hingga kotornya PSC akibat sampah menurunkan minat warga untuk berkunjung, apalagi konsumen tak perlu bersusah payah menahan kondisi kotornya pasar, sebab dengan menjamurnya PKL, warga telah banyak pilihan kebutuhan yang bisa didapat di luar PSC.
Pedagang resmi PSC hanya bisa berusaha dengan terus buka kios menjajakan dagangan, membersihkan area toko pun tak lupa jadi kesibukan dari sepinya kunjungan konsumen.
Beragan upaya yang dilakukan, para pedagang resmi PSC hanya menjadi korban, atas kondisi pasar yang kian kumuh dan kotor, ditambah menjamurnya PKL di luar pasar.
“Kalau dipersenkan, dari tahun ke tahun jualan saya menurun. Penurunannya bisa sampai 80 persen. Harapannya pengelola bisa membuat aturan, biar warga luar gak buang sampah ke TPS pasar dan PKL dilarang jualan depan PSC,” pungkas Dani yang sorot matanya lelah, berkaca mengingat barang dagangannya masih menumpuk belum banyak terjual. (Bas)