Problematika Macet Gedebage: Kurang Daya Dukung Infrastruktur Atau Memang Tak Teratur?

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Pembangunan masif yang dilakukan di Kawasan Bandung Timur mengakibatkan kepadatan dan mobilitas masyarakat kian memenuhi kawasan tersebut. Dalam hal ini, Gedebage jadi wilayah yang kini mengalami perkembangan secara pesat.

Dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh Akademisi asal Universitas Islam Bandung, Hadi Fitriansyah menyebutkan, hal ini berkenaan dengan lahan yang berada di kawasan Gedebage cocok untuk dikembangkan secara maksimal menjadi lahan terbangun.

Namun berkembang pesatnya Kawasan Bandung Timur semakin menambah problematika di lingkup wilayah tersebut. Tak lagi banjir, kemacetan jadi derita baru yang kini harus dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Akademisi Asal Universitas Parahyangan sekaligus Pengamat Perkotaan, Marijke Oen menuturkan, banyak faktor yang menjadikan Bandung Timur kerap dilanda kemacetan parah.

Pertama, menurutnya, banyaknya volume kendaraan yang melintasi kawasan tersebut namun tak dibarengi dengan pertumbuhan kapasitas jalan. Imbasnya, kepadatan bakal terjadi terkhusus di wilayah Gedebage Selatan yang mengarah ke Sapan – Ciwastra.

BACA JUGA: Ribuan APK di Jabar ditemukan Melanggar, Satpol PP Sebut Banyak yang Tidak Paham soal Aturan Pemasangan

“Yang mendasar yaitu volume kendaraan gak didukung dengan kapasitas jalan. Yang harusnya travel demand sama dengan travel supply, ini demand nya melebihi. Jadinya gak seimbang,” katanya kepada Jabar Ekspres, Rabu (24/4).

Selain itu, diakui Marijke, realitas yang mudah terlihat ialah semakin sesaknya Kota Bandung akan penduduk, ditambah akses dalam hal memiliki kendaraan baru sangatlah mudah.

Menurutnya, Pertambahan penduduk jadi salah satu faktor merebaknya kawasan kumuh di Kota Bandung. Hal ini tentunya berimbas pada sulitnya menanggulangi kemacetan lewat pelebaran jalan, ditengah volume kendaraan yang semakin naik.

“Simpelnya penduduk kita banyak, dan ketika mobilitas baik jauh atau dekat cenderung menggunakan kendaraan. Coba perhatiin kalau macet, kadang satu orang satu kendaraan,” ujarnya.

“Ditambah Kota Bandung memiliki daya tarik yang membuat migran maupun wisatawan datang. Belum lagi pembangunan yang masif dilakukan dipinggiran kota atau lahan publik yang cenderung dipaksakan, membuat penanggulangan kemacetan lewat pelebaran jalan membutuhkan biaya yang sangat besar,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan