BANDUNG, JABAR EKSPRES – Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud turut merespon terkait trend elektabilitas paslon 03 yang anjlok berdasarkan sejumlah lembaga survei. Hal itu diungkapkan Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto selepas kampanye akbar perdana di Bandung, Minggu 21 Januari 2024.
Hasto mengungkapkan, pihaknya tidak begitu repot memikirkan hasil survei tersebut. Menurutnya yang terpenting adalah sentimen kepemimpinan dari paslon yang diusung tengah positif.
“Yang penting adalah sentimen kepemimpinan. Sentimen dari Ganjar – Mahfud justru paling besar. Bahkan Prof Mahfud ada di 68 persen, sementara Pak Ganjar ada di 62 persen,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Hasto justru menyindir sentimen negatif terhadap Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Alasanya karena mengangkat wacana kenaikan pajak saat debat beberapa waktu lalu.
“Mas Gibran negatif karena wacana kenaikan pajak. Sekarang ada kenaikan pajak hiburan,” cetusnya.
BACA JUGA: Ganjar Kampanye Terbuka Pertama di Bandung, Singgung Makan Siang dan Internet Gratis
Menurut Hasto, masyarakat bisa melihat secara gamblang. Bahwa paslon Prabowo Gibran telah mewacanakan kenaikan pajak, sementara Ganjar-Mahfud justru membantu rakyat lewat memerangi korupsi.
Trend penurunan elektabilitas itu terlihat dari rilis terbaru sejumlah lembaga survei beberapa hari terakhir. Misalnya Survei Poltracking periode 1-7 Januari 2024. Trend elektabilitas Ganjar Mahfud tengah menurun. Terlihat dari perbandingan survei antara Desember 2023 dan Januari 2024. Di Desember paslon 03 memiliki elektabilitas 27,3 persen. Sementara saat ini elektabilitasnya ada di angka 20,6 persen.
Demikian halnya hasil survei Indikator pada 10-16 Januari. Elektabilitas Ganjar-Mahfud berdasar survei tatap muka adai 21,6 persen. Posisi itu menempatkan pada urutan terakhir dibanding dua paslon lain.
Dari sisi trend, hasil itu juga menunjukkan penurunan. Tercatat pada periode 30 Desember 2023 – 6 Januari 2024 elektabilitas Ganjar-Mahfud masih di angka 23,0 persen. Pada periode 23 November-1 Desember 2023 masih di angka 25,6 persen. Lalu di periode 27 Oktober – 1 November masih di angka 30 persen. (son)