JABAR EKSPRES – Baru-baru ini, gempar di media sosial menyambut rilis film terbaru karya sutradara Anggy Umbara, yaitu ‘Siksa Neraka,’ yang pertama kali diputar di bioskop pada tanggal 14 Desember 2023.
Film yang diadaptasi dari komik karya MB Rahimsyah yang begitu populer pada dekade 1970-1990-an ini menghadirkan adegan-adegan mengerikan di mana karakter-karakter mengalami penyiksaan yang keji.
Secara garis besar, cerita film ini mengisahkan kehidupan empat kakak beradik dalam keluarga yang taat beragama. Sejak kecil, mereka telah terbiasa dengan kisah-kisah surga dan neraka. Suatu hari, musibah menimpa mereka ketika terseret arus sungai deras saat hendak pergi ke desa seberang, dan akhirnya ditemukan meninggal dunia.
Baca Juga ; Download Nonton Film Siksa Neraka Kualitas Full HD, Bukan di Lk21, Indoxxi!
Saleh, yang diperankan oleh Rizky Fachrel, tiba-tiba terbangun di dunia lain yang mirip neraka, sesuai dengan cerita yang kerap didengarnya dari ayahnya. Dalam dunia ini, Saleh disuguhkan dengan berbagai siksaan yang mengerikan. Sementara itu, kakak beradik yang lain berusaha mencari satu sama lain sambil menghadapi berbagai bentuk penyiksaan.
Iwan Gunawan, seorang kolektor dan pemerhati komik Indonesia, berbagi pengalamannya membaca komik ‘Siksa Neraka’ pada masa remaja yang membuatnya merasa takut. Ia bahkan sampai meyakini penggambaran surga dan neraka dalam komik itu sebagai sesuatu yang nyata.
Film ini berhasil mencuri perhatian penggemar film Indonesia, menjadikannya sebagai film box office tahun 2023.
Dalam konteks sejarah komik Indonesia, ‘Siksa Neraka’ bukan hanya sekadar berkaitan dengan dakwah, tetapi juga mencakup unsur yang jarang diakui, yaitu penggambaran eksplisit penyiksaan sadis yang dikenal sebagai torture porn atau pornografi kesadisan.
Pengaruh film ini terhadap penonton dapat diinterpretasikan melalui teori lama yang dikenal sebagai teori peluru, yang menyatakan bahwa media memiliki pengaruh seperti peluru yang setelah ditembakkan dapat merusak atau berdampak pada sasaran.
Namun, pengaruh film terhadap psikologis penonton mungkin bervariasi tergantung pada genre film tersebut. Setiap genre memiliki pendekatan tersendiri yang dibangun untuk mencapai tujuan tertentu.