JABAR EKSPRES – Aplikasi investasi Smart Wallet tengah Booming beberapa waktu terakhir, imbas dari scamnya aplikasi Simonida Media, sehingga banyak yang beralih. Namun apakah aplikasi SmartWallet aman untuk investasi, berikut beberapa bukti penjelasannya.
Aplikasi Smart Wallet diketahui sudah ada di Indonesia sejak tahun 2020, namun mulai banyak peminat pada 2023, dan anggotanya menjadi semakin banyak setelah Simonida Media dinyatakan scam.
Lalu benarkah aplikasi Smart Wallet ini aman untuk berinvestasi?, kita akan menunjukkan bukti-buktinya berikut ini.
Baca juga : 3 Bukti Konkret Aplikasi Smart Wallet Penipuan dan Bakal Scam!
Dilansir dari akun Youtube @Mulyono Herlambang yang sering memberikan edukasi tentang investasi ini, menunjukkan beberapa bukti bahwa aplikasi Smart Wallet ini benar-benar aman atau tidak.
Menurut pembuat konten di akun yang sudah memiliki 116 ribu subcriber ini menyebutkan banyak pengguna Youtube yang memintanya untuk mengulas Aplikasi Smart Wallet ini.
Pasalnya mereka mendapat informasi bahwa aplikasi ini legal dan sudah mendapatkan ijin, ditambah lagi banyak yang menunjukkan bukti bahwa aplikasi ini benar-benar menguntungkan dan membayar penggunanya dengan hasil investasi yang ditanamkan.
Mulyono Herlambang lalu menunjukkan cara kerja aplikasi yang menggunakan investasi aset cripto tersebut, dimana bisa memberikan keuntungan pasti bagi investornya yakni 2 persen setiap harinya.
Sementara untuk investasi cripto yang menggunakan USDT, dalam sehari saja profitnya selalu fluktuatif naik turun tidak bisa dipastikan.
“Ini menjadi bukti pertama, bahwa yang namanya investasi ini tidak pernah pasti,” ujarnya dalam konten berjudul
Selain profit 2 persen perhari dengan auto compound, member atau investor yang mengirimkan deposit minimal $30 atau setara Rp461.000 bisa widraw minimal $10.
Hal ini menunjukkan tingginya keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor yang tidak akan ditemukan pada investasi legal.
Bahkan dengan deposit $30 tersebut dalam satu tahun atau 12 bulan bisa menghasilkan lebih dari Rp500jutaan.
Hal ini sekaligus menujukkan adanya bukti kedua bahwa aplikasi Smart Wallet ini sangat beresiko untuk investasi, meski awalnya terlihat sangat menguntungkan bagi membernya.
Selanjutnya Mulyono Herlambang menjelaskan tentang Komisi Rabat Harian yang akan diperoleh member jika melakukan perekrutan member baru.