BANDUNG, JABAR EKSPRES – Angka stunting berdasarkan aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) kian membaik. Data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung ini, penurunan mencapai 500-an bayi yang semula terindikasi kondisi malnutrisi tersebut.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Dewi Kaniasari mengungkapkan, sementara data dari pusat, pihaknya belum mendapatkan secara pasti angka stunting di Kota Bandung. Namun, dirinya mengharapkan ada kabar baik.
“Yang tadinya di tahun 2022 itu 19,4%. Mudah-mudahan turun, kalau target di 2023 itu 17%. mudah-mudahan mencapai target atau bahkan melebihi target,” ungkap Dewi kepada wartawan di Bandung, Selasa 9 Januari 2024.
“Kami masih menunggu (data stunting 2023) dari Kemenkes. Tahun yang terakhir kan Kemenkes rilisnya tahun 2022 19,4 persen. Kami juga sedang menunggu 2023 ini berapa nih? (Kalau) 2024 targetnya 14 persen,” sambungnya.
BACA JUGA: Menuju Kota Bandung Zero Stunting, Pencegahan di Kalangan Remaja, Ibu Hamil Hingga Bayi
Dia mengklaim, sejauh ini langkah preventif dan massif sudah dilakukan DPPKB Kota Bandung. Intervensi kasus malnutrisi tersebut digencarkan ke kewilayahan, termasuk keterlibatan semua pihak. Baik itu antar instansi pemerintah maupun swasta.
Adapun satu di antara upaya tersebut, menggelar sosialisasi yang dapat menarik perhatian masyarakat, yakni pagelaran wayang golek. Edukasi informasi dan komunikasi ini dinilai sosialisasi yang efektif bagi warga.
“Supaya lebih mudah dicerna. Apa sih stunting itu? Jadi tidak hanya bicara teknis tentang kesehatananya, tapi juga edukasinya,” jelasnya.
“Karena kebanyakan tidak hanya dari faktor ekonomi tapi juga dari pola asuh. Mungkin masih banyak keluarga yang belum mengerti cara pola asuh guna mencegah anak stunting ini,” pungkasnya. (Zar)
BACA JUGA: Cegah Stunting, Beragam Program Diluncurkan oleh Pemkot Bandung